RADJAWARTA : Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta memperkenalkan aplikasi Batik Analyzer kepada para pengunjung pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019. Aplikasi ini berguna untuk membedakan kain batik asli (batik tulis, batik cap atau kombinasi) dengan tiruan batik.
“Inovasi ini berawal dari kesulitan masyarakat membedakan kain batik dan tiruan yang beredar di pasaran, khususnya membanjirnya produk impor tiruan batik dengan harga yang sangat murah,” jelas Kepala BBKB Titik Purwati Widowati di sela perhelatan GBN 2019 di Jakarta, Jumat (10/5).
Titik menjelaskan, masyarakat industri batik yang didominasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) juga dituntut untuk mampu kompetitif di tengah tantangan global era industri 4.0. “Oleh karena itu, aplikasi Batik Analyzer dapat pula dimanfaatkan oleh para pelaku IKM batik,” jelasnya.
Aplikasi ini berbasis Android dan iOS dan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang sesuai dengan implementasi industri 4.0. “Saat ini, aplikasi Batik Analyzer baru tersedia dalam versi Beta 1.0 dengan akurasi output dua kategori (batik dan tiruan) di 75%, dan akan terus dikembangkan hingga mencapai angka 95%,” katanya. (sbr/sh/net)