RAJAWARTA : Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mulai mengikuti kuliah daring S3 program studi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (10/9/2021). Perkuliahan daring yang diikuti dari rumah dinas Wali Kota Surabaya itu, ternyata diikuti pula oleh beberapa tokoh, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pastor, dokter, polisi dan berbagai tokoh lainnya.
Dalam perkuliahan sore itu, Prof Fendy Suhariadi yang mengampu mata kuliah Pengantar Kepemimpinan Strategis membagikan sejumlah materi yang akan didiskusikan selama masa perkuliahan. Ia pun meminta mahasiswanya untuk membagikan kelompok diskusi, sehingga para mahasiswanya bersama-sama membagikan kelompok.
Saat itu, Wali Kota Eri masuk kelompok 2 yang akan mendiskusikan materi Leadership style dan behavioral dan situational theory of leadership. Dalam satu kelompok, ia bersama 4 mahasiswa lainnya.
“Kelompok kita materi Leadership Style dan Behavioral And Situational Theory Of Leadership saja, jadi memadukan gaya kepemimpinan dan situasi saat ini,” kata Wali Kota Eri dalam forum tersebut.
Malam harinya, Wali Kota Eri kembali mengikuti perkuliahan dengan mata kuliah Pengantar Teori dan Desain Organisasi. Ia terlihat serius mengikuti masa perkuliahan itu.
Di sisi yang lain, program doktoral yang fokus pada pengembangan SDM ini ternyata sejalan dengan visi-misinya dalam memimpin Kota Surabaya. Bahkan, ia juga sempat memastikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022 di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia. “Insyaallah, anggaran (APBD) 2022 akan kami fokuskan untuk pembangunan sumber daya manusia,” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Ia juga sudah menyusun berbagai strategi pembangunan SDM itu. Pertama, menyiapkan sarana pendidikan bagi anak-anak Surabaya yang lebih memadai, termasuk bagi para yatim piatu di Surabaya. Rencananya, Pemkot Surabaya akan membuat asrama yang akan memberikan fasilitas pendidikan bagi yatim piatu yang seluruh pembiayaannya ditanggung pemerintah kota.
“Pemerintah kota akan membangun sekolah, semacam asrama. Ini nanti akan ditempati anak-anak Surabaya yang yatim, piatu, atau yatim piatu,” katanya.
Pemkot akan memastikan para siswa di tempat ini bisa sekolah hingga jenjang perguruan tinggi. Tak hanya itu, mereka juga akan mendapat pelatihan kerja. “Pendidikannya kami pantau. Kami akan memastikan bahwa semuanya harus lulus sampai dengan kuliah. Tak hanya pendidikan, mereka juga harus punya keterampilan, kemampuan untuk bersaing dalam masa kini, era globalisasi. Itu yang kami utamakan,” ujarnya.
Strategi kedua, memastikan warga Surabaya akan mendapatkan penghasilan minimal setara UMK atau sekitar Rp 4 jutaan. “APBD ini harus bisa mewujudkan kesejahteraan keluarga. Ada warga yang tidak bekerja atau warga yang pendapatannya kurang dari 4 juta, ini yang harus diatasi,” imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut dia, Pemkot Surabaya telah menyiapkan intervensi bagi warga kota yang berpenghasilan di bawah upah layak. Di antaranya, pemkot menyiapkan pelatihan UMKM. Para pelaku UMKM akan dibantu untuk mempromosikan hingga menjualkan produk usaha. Bagi petani atau nelayan, pemkot juga menyiapkan lahan untuk budidaya tambak hingga jenis lainnya.
Ia juga memastikan bahwa lebih memilih pengembangan SDM ketimbang fokus yang lainnya karena ingin memperjuangkan generasi penerus bangsa. “Memang kita punya pilihan yang sulit. Tapi, kalau kita melihat begini, kita harus memilih. Kami mengutamakan warga, kesejahteraan, masa depan anak-anak, masa depan pemilik kota ini di masa depan. Itu lebih penting,” pungkasnya. (*)