Pemerintah Kota Surabaya harus secepatnya mencari solusi terkait keberadaan sampah bekas masker. Sebab limbah tergolong infeksius itu makin banyak selama masa pandemi Covid 19 yang belum diketahui kapan berakhirnya.
Warning tersebut disampaikan anggota DPRD Surabaya Imam Syafi’i saat bersih bersih pantai di sekitar Benteng Kedung Cowek, Minggu pagi (29 Agustus 2021). Bersih bersih pantai ini diadakan oleh organisasi peduli lingkungan Tunas Hijau.
“Coba lihat kami menemukan banyak bekas masker di sepanjang pantai,” kata Imam sambil menunjukkan bekas masker bercampur sampah lainnya. Seperti pampers, botol air mineral, plastik, sachet minuman instan, dan lain lain.
Politisi Partai Nasdem ini mengapresiasi sosialisasi secara masif penggunakaan masker sebagai salah satu upaya mencegah infeksi Covid 19. Sosialisasi itu bisa dibilang berhasil karena semakin banyak warga mengenakan masker saat ini.
“Sayangnya perubahan perilaku warga itu tidak dibarengi dengan antisipasi pemerintah menyediakan tempat sampah khusus masker,” papar mantan jurnalis ini.
Imam yakin jumlah sampah bekas masker ini akan semakin banyak dengan tidak kunjung selesainya Pandemi Covid. Dan karena tidak ada tempat khusus, sampah bekas masker dibuang bercampur sampai lainnya. Juga dibuang sembarangan hingga ke pantai seperti yang ditemukannya.
Jika ini dibiarkan tentu sangat berbahaya,” tegas Imam yang juga pernah menjadi direktur televisi lokal terbesar di Jatim itu.
Dia mengusulkan agar Pemkot Surabaya membuat depo khusus limbah infeksius Covid 19 di setiap RW atau kelurahan. Petugas bisa mengambil sampah bekas masker yang sudah dipisahkan di kampung kampung. Selanjutnya dikumpulkan ke depo lalu diangkut ke tempat pengelolaan limbah berbahaya. (*)