SURABAYA – Jurnalis atau dikenal juga dengan wartawan adalah sebutan untuk seseorang yang melakukan kegiatan Jurnalistik seperti menulis, menganalisis, dan melaporkan suatu peristiwa kepada publik lewat media massa secara teratur.
Kegiatan Jurnalistik dilakukan di berbagai media massa seperti koran, majalah, radio, televisi, juga media online. Jurnalis sering dianggap sebagai wakil dari suara masyarakat mengenai berbagai kejadian yang ada dan terjadi di masyarakat.
Hal itu nampak sudah melekat di hati seorang Abd. Rosi yang merupakan wartawan dari media lokal yang ada di Surabaya. Selain menjadi wartawan sisi lain Abd. Rosi juga sebagai peternak Ayam Kampung dan juga Ayam Puyuh kecil-kecilan.
Tempat tinggal kos-kosan yang berada di Jl. Kampung Seng, No.83 Surabaya, berukuran 5×2 meter dan di petak menjadi dua kamar yaitu satu kamar buat ayam dan satu kamar tempat tidur itu. Menjadi penyemangat hidupnya.
Menurut keterangan Abd. Rosi saat dilansir media ini, mengungkapkan, kehidupan di Kota itu sudah biasa. Apalagi kota Surabaya, apa-apa juga pastinya dengan uang.
“Kalau gak kerja keras mana bisa,” ungkapnya kepada awak media saat di temui dikediamannya, pada Kamis Siang (21/01/2021).
Selain itu, dia juga mengaku bahwa dirinya kerja keras dan ikhlas menjadi seorang kontrol sosial yang mencari berita di masyarakat dengan berkeliling Surabaya dan Bangkalan dijalaninya dengan penuh ke ikhlasan, demi mencukupi kehidupan istri dan ketiga anaknya.
“Jujur, selain menjadi seorang kontrol sosial kalau gak diselingi dengan berternak seperti ini bagaimana. Sedangkan yang pasti pengeluaran tiap bulan untuk bayar kos Rp.900 ribu, Sepeda Motor Rp.900 ribu, belum juga buat makan sehari-harinya saya dan istri serta anak dan biaya kebutuhan lainnya,” ucapnya.
Tak hanya itu, bapak dengan tiga anak tersebut juga mengatakan, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga harus mempunyai sebuah tangguh jawab yang sangat besar.
“Tanggung jawab saya ini besar, yang terpenting kerja keras yang didasari dengan ikhlas, itu adalah sebuah komitmen dari saya,” sebutnya.
Dia juga menjelaskan, untuk keuntungan Ayam bisa dirasakan tiap dua bulan sekali menanjak usia semi panen.
“Jadi kalau Ayam sudah umur dua bulan saya panen dan saya jual kisaran Rp.25 ribu perekor, setelah laku terjual, saya beli yang kecil-kecil lagi untuk dipelihara sampai ukuran tanggung. Dan Alhamdulillah, dengan ketelatenan yang ikhlas insa Allah akan ada hasilnya,” kata Rosi.
“Yang penting semua itu saya kerjakan dengan ikhlas untuk menyambung kebutuhan hidup,” imbuhnya.
Ia pun berharap, agar pemerintah memperdulikan dengan keadaannya menjadi seorang Jurnalis sekaligus peternak Ayam kecil-kecilan.
“Ya semoga, saja pemerintah kota Surabaya. Memberikan rumah hunian yang gratis, karena saya sudah capek setiap bulan bayar kos-kosan terus,” harapnya. (*)