Debat pertama Pilwali Surabaya 2020 diselenggarakan di Hotel J.W. Marriott rabu malam (4/11). Pada segmen pertama debat, paslon nomor 1 Eri Cahyadi-Armuji dan paslon nomor 2 Machfud Arifin-Mujiaman diberi kesempatan menyampaikan visi-misi.
Calon wali kota Eri Cahyadi dan Machfud Arifin memaparkan visi-misi masing-masing. Baik Eri maupun Machfud membaca teks dalam penyampian visi misi itu.
Eri menekankan bahwa dia akan meneruskan apa yang telah dilakukan wali kota sebelumnya, Tri Rismaharini. ”Terima kasih Bu Risma, telah menjadi Surabaya sebagai kota dengan birokrasi terbaik. Kami akan melanjutkan keberhasilan Bu Risma, mentransformasi Surabaya menjadi kota yang lebih baik,” kata Eri.
Saat membaca visi-misi, Eri sedikit melebihi waktu 2,5 menit yang disediakan. Sehingga ada beberapa pesan yang tidak tersampaikan.
Mendapatkan giliran kedua, Machfud membuka pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh wali kota yang telah memimpin Surabaya. Mulai dari wali kota pertama sampai wali kota terakhir, Tri Rismaharini.
”Surabaya memiliki potensi sangat besar, akses pelabuhan dan bandara internasional. Kemampuan fiskal lebih dari Rp 10 T. Sehingga sudah selayaknya Surabaya naik kelas,” kata Machfud.
Dalam pidatonya, Machfud menyebut sudah bagus. Namun, itu terpusat di protokol. Banyak warga yang masih belum mendapatkan pelayanan yang baik.
Surabaya di jantung kota memang dirasakan keindahan tamannya, tetapi Warga Surabaya berhak mendapat pelayanan dasar lebih baik. ”Banyak warga yang masih tinggal di rumah kumuh. Lebih dari 10 ribu warga yang belum memiliki jamban,” jelas Machfud. ”Kami akan memastikan kota Surabaya maju kotane, makmur wargane,” lanjutnya.
Machfud juga menyinggung soal kondisi pasar di Surabaya yang buruk. Padahal, pasar bisa menjadi penggerak roda ekonomi Surabaya. ”Masih banyak pasar tradisional kondisinya memprihatinkan, juga Pasar Turi yang lebih dari 10 tahun menjadi pasar turu,” kata Machfud.
Debat malam ini adalah debat pertama dari tiga debat menjelang coblosan pada 9 Desember nanti, Pilwali Surabaya akan menyelenggarakan tiga kali debat. Debat pertama malam ini mengambil tema ”menjawab Permasalahan dan Tantangan Kota Surabaya di Era pandemi Covid-19.”
Tema ini sangat penting, mengingat Surabaya menjadi salah satu kota di Indonesia dengan korban tertinggi. Lebih dari 1 warga meninggal. Memang, kondisi Covid-19 sudah jauh membaik bulan Oktober sampai saat ini. Namun, penanganan yang kurang baik di awal pandemi, membuat korban begitu tinggi.
Saat ini, saat penularan dan kematian sudah menurun, Pemerintah Kota Surabaya dihadapkan tugas yang tidak kalah berat. Yaitu bagaimana membangkitkan perekonomian. Banyak sektor yang belum pulih seperti sediakala karena masih ada pembatasan pada beberapa sektor. (*)