RAJAWARTA : Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus kepada wilayah-wilayah yang pandeminya masih terbilang banyak. Makanya, pagi ini dia menggelar video conference dengan jajaran kecamatan, kelurahan dan para RW yang wilayahnya itu masih terindikasi banyak kasus Covid-19.
Adapun beberapa wilayah yang diundang dalam video conference itu adalah wilayah Kecamatan Tambaksari, Gubeng, Bubutan, dan Tegalsari. Saat itu, Camat, Lurah dan seluruh RW di wilayah itu mengikuti dengan seksama pengarahan khusus dari Wali Kota Risma itu.
“Kami sengaja mengundang teman-teman RW ini karena memang beberapa tempat di wilayahnya, pandeminya masih tinggi, makanya saya berharap untuk bersama-sama melawan pandemi ini,” kata Wali Kota Risma saat video conference, Sabtu (27/6/2020).
Menurutnya, yang harus diperhatikan dalam melawan pandemi ini adalah kedisiplinan untuk selalu menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan. Ia juga meminta para RW ini untuk tidak segan-segan mengingatkan atau pun menegur warga yang tidak menggunakan masker.
“Kita jangan segan mengingatkan warga ketika tidak menggunakan masker, termasuk di warug-warung itu. Karena menurut para ahli, jika kita disiplin menggunakan masker, berarti kita sudah mengurangi 50 persen resiko penularan Covid-19 ini,” kata dia.
Presiden UCLG ASPAC ini juga mengapresiasi para RW-RW itu karena sudah bekerja keras menertibkan warga dengan mengefektifkan satgas-satgas di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Berkat kerja keras hingga pemberlakuan bloking itu, akhirnya saat ini penyebaran virus ini tidak ke samping atau tidak horizontal, tapi penyebarannya lebih kepada keluarganya masing-masing.
“Makanya, tugas kita semua saat ini, termasuk saya sendiri, jajaran kecamatan, kelurahan dan teman-teman RW untuk merayu supaya pasien yang terkonfirmasi Covid-19 itu bisa mau untuk dirawat di rumah sakit, sehingga virusnya itu tidak menyebar ke keluarganya atau saudara-saudaranya,” ujarnya.
Meski begitu, Wali Kota Risma meminta kepada para RW itu untuk tetap menjaga jarak sekitar 2 meter apabila hendak merayu pasien yang terkonfirmasi Covid-19 itu. Semua petugas pun diminta untuk selalu menjaga jarak 2 meter apabila hendak merayu atau pun hendak menolong pasien Covid-19 itu. “Kita tidak boleh sembrono, kita tidak boleh terlalu mendekat. Petugas apapun juga tidak boleh terlalu mendekat dengan pasien,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan bahwa salah satu alasan kenapa Surabaya harus menerapkan Tatanan Normal Baru dan tidak memperpanjang PSBB karena sudah banyak warga yang mengeluh. Ada yang mengeluh di PHK, tidak bisa jualan, hingga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya.
“Makanya saya harus beranikan untuk membuka ini, dengan menjalani tatanan normal baru supaya perekonomian terus berlanjut. Tapi, kita harus lebih hati-hati dan lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan, apalagi kota kita ini sangat terbuka dan banyak masyarakat yang bisa keluar-masuk Surabaya, jadi hari lebih berhati-hati,” imbuhnya.
Oleh karena itu, apabila para RW ini menemukan masalah dalam menangani pandemi Covid-19 ini, Wali Kota Risma meminta mereka untuk segera melaporkan langsung di laman https://lawancovid-19.surabaya.go.id/. Nantinya, akan ada tim gerak cepat yang akan membantu kelurahan atau pun permasalahan RW itu. “Jadi, permasalahan teman-teman RW nanti bisa disampaikan di situ. Mari kita terus bergerak melawan Covid-19 ini,” pungkasnya.