RADJAWARTA : Rapat ACDM pembahasan Kelompok Kerja Pencegahan dan Mitigasi di Hotel Novotel Sukhumvit 20, Bangkok Thailand (24/4). Pertemuan diikuti oleh perwakilan 6 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Laos, Brunei Darusallam, Thailand, Philipina, dan perwakilan dari ASEAN Sekretariat.
Perwakilan Indonesia diwakili dari BNPB dan Kementerian Luar Negeri. Tujuan pertemuan adalah untuk membahas peluang kerjasama dengan mitra untuk implementasi prioritas program 2, 3, dan 4 dari program kerja AADMER 2016-2020 . Peserta masing-masing delegasi diminta untuk memberikan informasi terbaru terkait dukungan dan implementasi dari kegiatan yang sudah dilakukan.
Direktur Pengurangan RIsiko Bencana BNPB, Raditya Jatiq melaporkan beberapa capaian yang sudah dilakukan di Indonesia terkait kegiatan pencegahan dan mitigasi yang sudah dilakukan. Pembangunan infrastruktur tangguh bencana saat ini sangat diperlukan di Indonesia. Indonesia sudah memiliki peta risiko bencana yang saat ini akan dimanfaatkan dalam pengembangan infrastruktur, fasilitas umum, tata ruang, dan pengembangan pariwisata.
Belajar dari beberapa kawasan wisata di Indonesia, lembaga usaha seperti perusahaan dan perhotelan sangat mendukung dalam pembangunan tempat evakuasi dan sistem peringatan dini. Banyaknya kawasan pariwisata di Indonesia akan banyak menarik turis untuk datang, dimana sebagian besar juga memiliki potensi bencana. Oleh karena itu informasi risiko bencana, pembangunan tempat evakuasi, rambu evakuasi, dan jalur evakuasi sangat diperlukan dalam upaya melindungi para turis.
Banyaknya ancaman bencana dan luasnya daerah Indonesia membutuhkan perhatian dan tenaga ekstra dalam implementasi sekolah aman di Indonesia. Saat ini kita mendorong seluruh kepala daerah dapat berkomitmen dalam membantu pengalokasian anggaran yang cukup untuk mendukung sekolah aman dan retrofiting bangunan sekolah.
Selain itu untuk melatih kesiapsiagaan bencana masyarakat, Indonesia sudah menetapkan hari kesiapsigaan bencana setiap tanggal 26 April. Pada hari tersebut diharapkan seluruh lembaga pemerintah, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan seluruh masyarakat dapat melakukan simulasi mandiri sebagai latihan evakuasi jika terjadi bencana. (sbr/hms)