RAJAWARTA : Setelah SD Don Bosco pekan lalu, hari ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan yang kedua di tahun 2019 yang berlangsung di Taman Sejarah Jalan Rajawali Surabaya, Kamis (24/10/2019). Dalam kesempatan itu, acara diikuti sekitar 2.640 pelajar tingkat SD – SMP se-Surabaya.
Acara tersebut dibuka dengan teatrikal perang yang diperankan pelajar SMP 45 Surabaya. Teatrikal yang bertajuk “Tewasnya Peristiwa Jendral Mallaby” itu menceritakan perjuangan arek-arek Suroboyo ketika berperang melawan sekutu. Teriakan takbir pun saling bersahutan, hingga suara petasan muncul dan menggugurkan para pemain yang sedang perang.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan, bahwa suara petasan tadi tidaklah ada apa-apanya, dibandingkan dahulu saat para pahlawan yang sedang berperang. Menurutnya, dahulu saat berperang suara dentuman terdengar lebih keras dan menakutkan.
“Ibu lihat saat ada mercon tadi, banyak dari kalian menutup teliga dan ketakutan. Yang dirasakan eyang (pahlawan) kalian saat berperang malah lebih parah, karena mereka berperang sungguhan dan kalau ketembak mati beneran,” kata Wali Kota Risma mengawali sambutannya.
Namun demikian, Wali Kota Risma menyebut, dahulu para pejuang tidak gentar menghadapi perang, meskipun dengan senjata seadanya. Semua itu dilakukan lantaran ingin generasi penerusnya hidup lebih sejahtera, tidak lagi dijajah, dan dapat bersekolah dengan baik. “Oleh sebab itu, pahlawan kita sudah berani mempertaruhkan nyawanya untuk kalian (anak cucunya). Jadi sudah selayaknya kita semua harus melanjutkan perjuangan mereka dengan baik,” ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menjelaskan, untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya yakni dengan cara belajar yang rajin, mencetak prestasi dengan menekuni berbagai kegiatan postif. Karena itu, ia meminta kepada para pelajar untuk sungguh-sungguh menuntut ilmu, agar kelak menjadi manusia yang membanggakan Kota Surabaya.
“Jadi jangan buang kesempatan. Bisa bersekolah, bisa makan sehat, dan sudah mendapat nikmat yang luar biasa. Apa yang kalian suka kerjakan dengan sungguh, misalnya belajar ilmu sejarah biar besok jadi sejarawan yang hebat,” pesannya.
Tidak hanya itu, wali kota yang juga menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini berpesan kepada para pelajar agar tidak melakukan adu kekerasan, atau berkelahi sesama teman. Sebab menurutnya, pertempuran generasi saat ini bukan lagi perang seperti zaman nenek moyang. Namun pertempuran saat ini yang harus dilakukan adalah menjadi orang yang sukses dan dapat bersaing tingkat dunia. “Kalian harus bisa sukses!. Sudah tidak zaman berantem apalagi sesama teman. Harus bisa bersaing dengan anak-anak d iseluruh dunia. Mengerti ya anak-anakku?,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, ia juga berharap agar anak-anak tidak saling melakukan bullying satu sama lain. Sebab menurutnya, saat membully orang lain, sebenarnya itu sedang membully diri sendiri. Selain itu perbuatan bullying merupakan sikap yang dapat memecah belah bangsa. Oleh sebab itu, Wali Kota Risma terus mengingatkan agar anak-anak Surabaya bersatu dan rukun.
“Kita harus pandai mengelola diri, jangan pernah merasa paling pintar, dan jangan harap kalian akan berhasil kalau suka mengolok-olok teman. Ingat para pahlawan bisa mengalahkan penjajah karena kekompakannya,” pungkasnya. (*)