RAJAWARTA : Lebih dari 1 juta anak dan anggota keluarga mereka telah dijangkau dengan bantuan kemanusiaan, satu tahun setelah gempa bumi dan tsunami mematikan yang melanda pulau Sulawesi pada bulan September 2018.
Lebih dari 2.000 orang meninggal dunia dan 4.400 lainnya luka parah akibat bencana tersebut. Sekitar 525.000 anak kehilangan akses ke layanan gizi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Dalam respon awal, UNICEF dan para mitra mendukung pemerintah setempat dengan layanan mendesak termasuk pelacakan keluarga untuk menyatukan kembali 49 anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka; dan dukungan psikososial untuk lebih dari 21.000 anak-anak dan remaja yang telah mengalami sendiri peristiwa traumatis dari bencana tersebut.
Selama beberapa bulan setelah gempa bumi, sekitar 72.000 orang tua diberikan konseling untuk pemberian makan bayi dan anak untuk memastikan bahwa anak-anak mereka terus mengkonsumsi nutrisi yang sesuai; dan lebih dari 776.000 anak-anak divaksinasi campak dan rubella. Hingga saat ini, lebih dari 450.000 orang sudah bisa mengakses air minum yang aman dan lebih dari 320.000 orang sudah mendapat akses ke layanan air, sanitasi dan kebersihan.
Untuk membangun ketahanan dan memastikan persiapan yang lebih baik untuk situasi darurat potensial di masa depan, selama 12 bulan terakhir, pekerja sosial telah dilatih dalam dukungan psikososial dan penelusuran keluarga; dan petugas kesehatan telah dilatih tentang gizi untuk anak kecil dan mengelola penyakit anak.
“Di negara yang rawan bencana alam, sangat penting bagi kita untuk bekerja sama membantu anak-anak pada waktu yang paling rentan. Tetapi lebih penting lagi untuk membangun dunia yang benar-benar tangguh dan melindungi penghuninya yang paling muda dan paling berharga,”kata Debora Comini, Perwakilan UNICEF
Baru-baru ini, dengan dukungan dari UNICEF, Pemerintah melakukan penilaian keamanan sekolah pada hampir 1.200 bangunan, hasilnya menunjukkan bahwa 135 telah dinyatakan aman. Ini berarti bahwa masih ada cukup banyak bangunan sekolah permanen yang harus diamankan (kategorinya mulai dari yang mengalami sedikit kerusakan hingga rusak berat) dan masih ada ribuan anak masih belajar di ruang belajar sementara.
Pada bulan dan tahun yang akan datang, sekolah dan rumah yang permanen akan menjadi intervensi penting bagi semua mitra. Di samping itu, sama pentingnya juga untuk memastikan bahwa bangunan permanen tersebut juga memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas dan layanan kesehatan yang layak serta sanitasi yang aman. Di antara upaya pemulihan lainnya, UNICEF dan para mitra juga mendukung pemerintah untuk memperkuat sistem infrastruktur air dan sanitasi perkotaan.
Foto : Ilustrasi (unicef)