RADJAWARTA : Pada hari Minggu lalu (12/5) Gunung Agung dikabarkan meletus kembali sekitar pukul 22.29 WITA. Kabar dibenarkan dengan adanya Dentuman keras letusan Gunung Agung terdengar hingga Pos Pemantau Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Rendang.
Erupsi Gunung Agung terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 2 menit 16 detik. Tinggi kolom abu tidak teramati karena terhalang kabut tebal.
Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung dan pendaki dihimbau agar tidak berada di zona bahaya, yakni radius 4 kilometer dari kawah puncak. Zona tersebut berlaku dinamis dan terus dievaluasi sehingga dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai berhulu di Gunung Agung juga dihimbau untuk waspada terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.
Menurut catatan PVMBG, gunung api dengan tingkat aktivitas Level III (Siaga) itu mengalami erupsi sejak 21 November 2017 dan pada 12 Mei 2019 mengalami satu gempa letusan, lima gempa hembusan, dua gempa tektonik jauh. (sbr/bnpb)