RADJAWARTA : Petugas penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia yakni PPS, KPPS, Linmas hingga sekretariat KPU di Jawa Timur jumlahnya mencapai 94 orang.
Rochani Komisioner KPU Divisi Sumber Daya Manusia mengatakan, secara detail tidak bisa merinci penyebab kematian penyelenggara pemilu, karena dirinya sadar tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskannya. Namun, dia hanya bisa mengatakan berdasarkan informasi yang beredar bahwa salah satu penyebab kematiannya adalah kelelahan, penyakit bawaan hingga kecelakaan ketika bertugas.
“Investigasi sejauh itu saya ndak tahu yak arena belum ada verifikasi di lapangan. Tapi berdasarkan data yang masuk ke kami sampai dengan 7 Mei ada 94 penyelenggara pemilu (KPPS, PPS) yang meninggal dunia,” ujarnya disela rekaputulasi KPU (10/5)
Sekali lagi Rochani menjelaskan, bahwa kematian petugas penyelenggara pemilu itu sebagian besar disebabkan karena pingsan, kejatuhan tenda, ada yang mual muntah. “Cuma kalau itu faktornya kelelahan atau tidak itu bukan kapasitas kami untuk menjelaskan karena kami tidak punya kapasitas ya,” ucapnya.
Berdasarkan catatan yang dia pegang ternyata Kota Surabaya yang paling banyak petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia. Ada juga yang zero, seperti Kabupaten Pacitan, Trenggalek, dan Batu.
“Yang Paling banyak itu Kota Surabaya ya, Surabaya sebanyak 11 orang. Tulungagung 5 orang, Kabupaten Kediri 6 orang. Yang lainnya rata-rata 4, 3, 2, 1 tapi ada juga yang zero yang meninggal. Yang zero Di Pacitan, Trenggalek, Kota Blitar dan Kota Batu,” lanjutnya.
Sedangkan petugas yang menderita sakit tutur Rochani, ada 846 petugas. “Cukup banyak hampir 800 sekian, yang data sakit. Kalau di sini ada dua fasilitas, KPU Jatim bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim untuk menyiapkan tenaga medis untuk pertolongan pertama ya. Artinya kalau teman-teman pusing dan sebagainya di sini ada. Kepolisian juga sama, sudah memfasilitasi posko untuk kesehatan,” tukasnya. (sbr/dtk)