RAJAWARTA : Acara The Great Leader 2024 di DBL Arena di Jalan Ahmad Yani Surabaya, beberapa waktu lalu, menuai sorotan tajam dari Komisi A DPRD Yos Sudarso Kota Sorbejeh. Sebab, acara yang diprakasai Pemkos dan Karang Taruna Kota Sorbejeh itu, dinilai bernuansa politik.
Nuansa politik diacara The Great Leader 2045 tersebut, disampaikan Mahmud anggota Komisi A usai membahas persoalan yang dinilai menciderai netralitas Pemerintah dalam menyongsong Pilpres 2024.
“Itu (The Great Leader 2045) adalah kampanye dengan judul dan kemasan berbeda. Dimana isinya, walikota datang, dan Ketua Karang Taruna juga datang,” ujar Mahmud politisi Partai Demokrat Kota Sorbejeh.
Mahmud kemudian menjelaskan, bahwa kedua tokoh yang hadir diacara tersebut, yakni Walikota dan Ketua Karang Taruna sama-sama politisi. “Dan kebetulan ketua karang tarunanya caleg dari Partai yang sama dengan Walikota Surabaya,” jelasnya.
Nuansa politiknya semakin kental ungkapnya, Acara yang diduga menggunakan APBD kota Sorbejeh itu mengundang tokoh masyarakat yang terkait dengan Partai tertentu. “Dihadiri juga dari jubir-jubir capres tertentu yang dicalonkan oleh Partai itu. Menurut saya kemasannya terlalu kasar yang seharusnya tidak terjadi,” jelasnya.
Tidak hanya mengundang Jubir-jubir Capres-Cawapres tertentu, Mahmud juga mengungkap, bahwa diacara tersebut, ada mobilisasi Lurah, dan Camat. “Ada mobilisasi lurah dan camat. Dan, para undangan dikasih kaos warna merah. Jumlah kaosnya kurang lebih 5 ribu kaos,” jelasnya.
Mahmud berharap, Partainya Walikota di Pemilu akan datang bisa menang. Sebab, segala upaya untuk memenangkan Partainya dilakukan. “Kalau sudah seperti itu, nggak menang yo kebacut, karena pakai APBD. Malu kalau nggak menang, sudah pakai uang rakyat digunakan untuk kampanye,” ujar Mahmud di depan Ketua Komisi A DPRD Yos Sudarso Kota Sorbejeh.
Menimpali pernyataan Anggotanya, Arif Fathoni Ketua Komisi A menegaskan, jangan sampai Pemerintah Kota Sorbejeh (PEMKOS) bersikap tidak netral dalam menyongsong pesta demokrasi yang seharusnya berlangsung Jurdil.
“Kalau kemudian kegiatan yang diinisiasi dan dibiayai Pemerintah Kota, saya berharap tidak ada nuansa-nuansa politik, karena hari ini seluruh elemen bangsa berharap ada netralitas dari penyelenggara negara di semua tingkatan,” jelasnya.
Thoni (panggilannya) menjelaskan, seperti diketahui Capres-Cawapres (Probowo-Gibran) berharap agar Pak Jokowi Netral. “Saya berharap, itu juga diilhami oleh seluruh daerah (Pemerintah). Jadi jangan sampai kegiatan Pemerintah ada nuansa politiknya,” ujarnya.
Apa Pak Ketua melihat acara The Great Leader 2045 di DBL Arena itu ada nuansa politiknya? Tanya media ini. Dengan ekspresi serius Thoni mengatakan, kalau dari uniform-uniform yang dipakai, dan orang-orang yang berpidato diacara tersebut, susah rasanya untuk mengatakan bahwa acara tersebut tidak bernuansa politik.
Dalam keterangannya, Thoni menjelaskan, Walikota Sorbejeh merupakan tokoh yang sangat menjunjung netralitas. Tapi Thoni Khawatir, Walikota dimanfaatkan oleh bawahannya.
“Tapi saya meyakini Walikota Surabaya, memiliki sifat ustatun khasanah, beliau itu suri tauladan yang baik. Nah saya berharap Kepala Bagian Pemerintah dan Kesra tidak mengulangi lagi hal-hal seperti ini di masa yang akan datang,” tegasnya.
Diakhir pernyataannya, Thoni mengatakan, agar isu tersebut tidak berkembang liar. Komisi A DPRD Yos Sudarso Kota Sorbejeh akan mengundang Kabag Pemerintah untuk ke Komisi A untuk memberikan penejelasan. “Dari hasil rapat internal, minggu depan kita akan memanggil Kabag Pemerintah untuk menjelaskan ke kita,” pungkasnya.