RAJAWARTA : Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar kerja bakti guna membersihkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) se-Surabaya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran Perangkat Daerah (PD) di lingkungan pemkot. Kerja bakti tersebut dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh TPS, serta mengantisipasi adanya antrian penumpukan volume sampah dan mencegah timbulnya bau kurang sedap di 191 TPS se-Surabaya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, kerja bakti yang dilakukan adalah pembersihan, pengecatan, hingga perantingan di area TPS. Salah satunya adalah untuk menghilangkan kesan masyarakat terhadap TPS yang dikenal sebagai tempat yang kumuh. Karenanya, Pemkot Surabaya mempercantik TPS melalui kegiatan kerja bakti mulai 26-27 Juni 2023.
“Kita ubah image (gambaran) TPS. Maka, kita siapkan petugas checklist untuk memonitor volume sampah dan gerobak di TPS. Karena gerobak harus kembali ke RW masing-masing, serta tidak boleh meninggalkan hasil pulungan sampah di TPS,” kata Hebi, saat ditemui di TPS Kaliwaron Surabaya, Senin (26/6/2023).
Hebi menjelaskan, dengan adanya petugas checklist diharapkan bisa mengatur gerobak sampah sesuai jadwal. Yakni, agar tidak datang bersamaan ke TPS sehingga tidak menimbulkan penumpukan.
“Jam pengangkutan sampah pun sudah kita tempel, jadi warga bisa mengawasi. Misalnya pukul 08.15 WIB untuk pengangkutan pertama, tetapi pukul 08.30 belum diangkut, maka warga bisa melapor ke DLH. Jadi tidak ada penumpukan sampah agar TPS tetap bersih,” jelasnya.
Dalam kegiatan kerja bakti tersebut, seluruh jajaran PD di lingkungan Pemkot Surabaya ikut diterjunkan guna melakukan pembersihan dan pengecatan di seluruh TPS se-Surabaya. Dimana hal ini sesuai dengan visi-misi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang mengajarkan seluruh jajarannya untuk mengedepankan sikap gotong-royong. Di antaranya untuk menyelesaikan persoalan di Kota Surabaya, seperti kemiskinan, kebersihan, dan lainnya.
“Ini adalah kolaborasi dan sinergi kami antar PD, sehingga apa yang diinginkan warga Surabaya melalui visi misi Bapak Walikota bisa tercapai,” ujarnya.
Di sisi lain, Hebi menerangkan, mengenai kondisi TPS di Surabaya selain mencegah adanya penumpukan sampah, TPS dipenuhi oleh berbagai barang hasil memulung. Karenanya, ia menegaskan bahwa hasil pulungan segera dipilah di lokasi lainnya, artinya tidak diletakkan atau di pilah di area TPS.
“Saat ini kondisinya masih ada pulungan, kalau bisa memilahnya di lokasi lain atau segera dibawa pulang. Di sini sampah saja, agar bisa segera diangkut ke mobil pengangkut sampah untuk dibawa ke TPA, karena kita menginginkan TPS itu bersih,” tegasnya.
Setelah pelaksanaan kerja bakti, seluruh sampah akan diangkut oleh DLH Surabaya menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, sedangkan untuk hasil perantingan akan diangkut menuju ke rumah kompos. Karenanya, alat berat yang diterjunkan oleh DLH Surabaya menyesuaikan dengan kebutuhan TPS.
“Karena volume TPS berbeda-beda, ada TPS menjadi tempat pembuangan sampah kasur dan sofa. Sebaiknya jangan dicampur untuk diletakkan di TPS, tetapi di dekat TPS ada lahan lainnya yang kita siapkan. Itu memudahkan kita untuk pengangkutan,” terangnya.
Oleh sebab itu, dengan adanya kerja bakti tersebut diharapkan masyarakat sudah tidak memandang TPS sebagai tempat yang kumuh. Sebab, TPS kan dijaga kebersihannya agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.
“Jadi nanti kalau kita akan membuka TPS baru, masyarakat tidak akan fobia (ketakutan) atau memandang TPS itu bau dan sebagainya. Karena TPS harus bersih dan tidak menimbulkan dampak lingkungan,” pungkasnya. (*)