RAJAWARTA ; Habis manis sepah dibuang. Itulah nasib Mbak In (nama samaran) salah satu sekretaris Direksi di PT PAL Indonesia. Bagaimana tidak? Mbak In harus keluar (berhenti) dari PT PAL setelah diminta mundur oleh kekasih gelapnya di PT PAL.
Menghadapi permintaan Kekasih gelapnya, Mbak In tidak punya pilihan. Sebab hubungan gelap tersebut, diketahui keluarga kekasih gelapnya. “Gimana lagi, jangankan istrinya. Anaknya juga ikut memarahi saya. Ya terpaksa aku memenuhi permintaan dia (kekasih gelap),” jelas Mbak In beberapa waktu lalu.
Kasus perselingkuhan yang berakibat mundurnya Mbak In dari PT PAL seharusnya tidak boleh terjadi, sebab sebagaimana disebut Mbak In, bahwa kekasih gelapnya adalah salah satu pejabat tinggi PT PAL. Jika benar, maka hal tersebut sangat kontradiktif dengan Tagline PT PAL, yakni AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
Nasib kurang beruntung Mbak In tidak cukup berhenti disitu. Setelah mundur dari PT PAL, bersoalan baru muncul mendera Mbak In. Persoalan itu adalah, PT PAL meminta menyelasaikan urusan administrasi yang berkaitan dengan Kewajiban dan hak atas pengunduran dirinya. “Dari mana saya mencari uang untuk mbayar finalty. Jumlahnya bisa ratusan juta,” ucapnya.
Di bangian lain, Mahhfudz politisi PKB yang mengaku mendapat pengaduan dari Mbak In mendesak pejabat yang berprilaku bejat itu harus bertanggung jawab atas perbuatannya yang membuat Mbak In dirugikan secara material dan Inmaterial.
“Andai Mbak In tidak dipaksa mundur dari pekerjaannya, maka dia masih punya potensi memiliki pendapatan. Tapi karena dia sudah mundur maka dia kehilangan potensi pandapatannya,” jelas Mahfudz saat ditemui media ini di ruang Fraksinya.
Kerugian inmeterialnya tutur Mahfudz, sepanjang hidupnya Mbak In menangggung beban moral, beban psikologis, dan beban-beban lain yang terus menghantui hidupnya.
“Karugian ini yang kami minta tanggung jawab pelakunya. Dan perusahaan harus memecat dia. Karena perbuatannya benar-benar tidak beradab,” pungkasnya.
Lalu siapa pejabat PT PAL yang berprilaku tak beradab itu? Untuk menemukan jawabannya. Media ini mngkonfirmasi beberapa pihak yang dianggap punya kompeten untuk menjawabnya. Setidaknya ada 2 pejabat PT PAL yang dihubungi media ini, diantaranya Nurnaningsih Kepala Divisi HMC PT PAL Indonesia, dan Dirut PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang.
Sayangnya, dari keduanya media ini sama sekali tidak mendapatkan jawaban seperti yang diharapkan. Nurnaningsih mengarahkan media ini untuk mengkonfirmasi Humas PT PAL. Saat dihubungi, humasnya sama sekali tidak merespon.
Sedangkan Dirut PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod Daeng Manyambaeng hanya membaca WA yang dikirim media ini, tapi tidak menjawabnya.
Untuk mendalami persoalan ini, Rajawarta melakukan investigasi langsung, ternyata informasi yang berkembang mengenai PT PAL Indonesia ini tidaklah benar, sebab kabar tersebut disampaikan oleh oknum yang memiliki tendensi maupun sentimen pribadi pada pihak yang dimaksud. Bahkan dengan segala upaya, oknum tersebut berupaya mendukung beredarnya kabar yang kebenarannya masih tidak mutlak kebenarannya.
Terkonfirmasi manajemen PT PAL Indonesia berfokus pada penguatan bisnis baik untuk memenuhi kebutuhan Alutsista nasional maupuk ekspansi global. PT PAL Indonesia saat ini menjadi salah satu industri dalam negeri yang mampu menembus pasar internasional melalui produk kapal kombatan berteknologi tingginya, sehingga diharapkan untuk kedepannya PT PAL Indonesia hal-hal semacam ini tidak terjadi lagi baik kepada PT PAL maupun industri dalam negeri lainnya.