RAJAWARTA : Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali melanjutkan upaya penyediaan angkutan umum yang dapat menjangkau lingkungan yang belum terlayani oleh Suroboyo Bus maupun Bus Trans Semanggi Surabaya. Karenanya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan 52 unit angkutan feeder, di Halaman Depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan No. 1 Kota Surabaya, Kamis (2/3/2023).
Peresmian feeder tersebut, banyak mendapat Applause dari berbagai pihak. Atas hal tersebut, Aning Rahmawati tidak mau ketinggalan dalam memberikan applause terhadap program besutan Cak Wali.
Kepada rajawarta, Aning mengatakan, kehadiran feeder yang digagas Walikota Surabaya Eri Cahyadi merupakan program Pemkos untuk memenuhi kebutuhan warga dari sisi transportasi.
“Harapannya feeder ini ke depan
Bisa menjadi jawaban atas kebutuhan transportasi masal yg terintegrasi karena terhubung dg Suroboyo bus, Trans semanggi dan bus listrik,” ujar Wakil Ketua Komisi C DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya.
Dia pun menilai, feeder merupakan terobosan Pemkos untuk menjangkau warga hingga ke area Perkampungan. Apalagi ungkapnya, beban biayanya terhadap warga yang ingin menikmati feeder juga bisa terjangkau oleh semua kalangan.
“Sekaligus ekomomis karena satu tarip selama 2 jam berpindahpun satu tarip yaitu 5000 rupiah dan menjangkau area pemukiman shg masyarakat tdk perlu parkir motor atau bawa motor dulu baru bs naik SB,” ulasnya.
Bagaimana dengan rute map? politisi PKS ini juga menyandangkan apresiasi terhadap program tersebut. Sebab, selain dengan ongkos murah, rute feeder bisa dibilang sudah terorginisir dengan baik.
“Kemudian juga berkesinambungan dan tdk terputus atau berhenti ditengah jalan karena biaya operasional yg besar dan loadfactor atau ketercukupan penumpang yg belum memadai,” ulasnya.
Aning menyarankan, agar Pemkos melalui Dishub Kota Surabaya lebih masih dalam mensosialisasikan feeder ini.
“Karena memang masa sosialisasi ini masa transisi sekaligus upaya berpindah dr kendaraan pribadi ke publik butuh waktu, sehingga bersabar,” jelasnya.
Dia menambahkan, agar keberadaan feeder lebih maksimal maka, dibutuhkan dukungan maksimal dari Dewan. Hal ini terkait dengan anggaran. “Jika APBD cukup tergenjot, Solusinya adalah seluruh feeder di BTS kan dg pihak ketiga dg APBD shg mengirangi faktor resiko,” pungkasnya, seraya menambahkan, “Surabaya saatnya punya Transportasi publik yg Andal”