RADJAWARTA : Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan santunan pada 53 ahli waris petugas PPS, KPPS, TNI/Polri yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas di pemilu 2019.
Secara khusus para ahli waris dan keluarga petugas yang wafat dalam menjalankan tugas itu diundang oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ke Gedung Grahadi, Jumat (26/4/2019) sore.
Suasana haru pun tercipta saat Gubernur Khofifah menyambut hangat para keluarga dan ahli waris para petugas yang gugur tersebut.
Muhammad Kurniawan (Orang tua Suparman), Linmas TPS Kabupaten Bojonegoro, yang gugur saat menjalankan tugas pengamanan Pemilu ini tergugu saat Gubernur Khofifah memberikan penghargaan pada almarhum ayahnya. “Yang sabar ya nak,” kata Khofifah menepuk bahu Muhammad Kurniawan.
Bungsu tiga bersaudara itu mengaku bahwa bapaknya semangat sekali menjalankan tugas pengamanan Pemilu di TPS kampungnya.
Suparman meninggal akibat kelelahan dan dinyatakan dokter terkena serangan jantung hingga meninggal pada Kamis (18/4/2019) lalu.
“Bapak semangat sekali. Sehari sebelum coblosan sudah sibuk angkat-angkat kotak suara. Lalu hari coblosan jaga pulang jam 04.00 pagi keesokan harinya. Lalu istirahat sebentar dan ke sawah, setelah itu bapak pingsan dan dibawa ke rumah sakit,” urai Kurniawan. Suparman lalu dinyatakan meninggal dunia saat malam hari itu juga.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa musibah dan duka yang dirasakan oleh para ahli waris yang datang ke Grahadi sore itu adalah duka bagi seluruh warga Jawa Timur dan Indonesia. Para petugas yang gugur tak lain juga adalah pejuang yang mengawal jalannya bangsa Indonesia ke depan.
Berdasarkan laporan dari KPU, ada sebanyak 51 orang petugas yang meninggal dunia. Serta ditambah dengan dua orang TNI/Polri yang juga gugur saat bertugss pengamanan Pemilu.
“Sore ini ada kabar lagi masuk, ada 5 lagi yang meninggal dalam tugas saat penyelenggaran, perhitungan maupun pengawalan Pemilu 17 April 2019 lalu,” ucap Gubernur Khofifah. “Maka sebagai ucapan bela sungkawa dan duka cita, Pemprov Jawa Timur memberikan santunan sebesar Rp 15 juta bagi masing-masing ahli waris,” katanya.
Di sisi lain Gubernur Khofifah menegaskan bahwa sampai saat ini masih ada para petugas yang juga dalam kondisi sakit dan tengah menjali erawatn di rumay sakit. Secara khusus ia mengaku sudah memerintahkan dengan pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi.
Terutama agar para petugas yang dirawan itu mendapatkan akses kesehatan yang baik dan prioritas. Termasuk soal biaya, ia ingin agar mereka dipastikan mendapatkan cover dari pemerintah terkait.
“Jika harus dirujuk ke rumah sakit tipe A karena masalah ketersediaan dokter spesialis atau karena alat tertentu yang terbatas, maka tolong bisa dipastikan mereka segera dirujuk ke rumah sakit tipe A dan Pemprov akan memberikan layanan kesehatan yang gratis pula,” tegasnya.
Di sisi lain Ketua KPU Provinsi Jawa Timur Choirul Anam mengatakan bahwa KPU Jawa Timur sudah meminta ke KPU daerah untuk lebih memperhatikan kesehatan para petugas Pemilu.
“Bahkan juga sudah ada kerjasama Dinas Kesehatan dan BPJS agar aktif melakukan pengecekan kesehatan pada petugas Pemilu, maka kami berharap tidak ada lagi yang jatuh sakit atau lebih-lebih meninggal dunia,” tegasnya. (rr).