Peringatan Idul Adha kali ini amat bermakna bagi Riko. Pemuda 24 tahun ini pulang ke rumahnya setelah 8 bulan 7 hari menjalani rawat inap di panti rehabilitasi narkoba.
“Saya berjanji tidak pakai narkoba lagi,” tegas Riko di depan konselornya, Iqbal dan Indra, saat saya jemput dari tempat rehab narkoba di kawasan Jl Menanggal, Hari Minggu.
Riko juga pamitan dengan sesama pasien penghuni panti rehab. Jumlahnya 25 orang. Dua di antaranya perempuan.
Mereka bukan penjahat narkoba. Tapi justru menjadi korban komplotan pengedar yang menjajakan barang terlarang itu. Makanya kita semua perlu mendukung, menemani, serta menguatkan hati dan tekad mereka agar tidak kembali terjerat narkoba.
Riko diperbolehkan pulang setelah dinyatakan bersih narkoba. Saya antarkan Riko pulang ke rumahnya di gang sempit perkampungan padat penduduk Babadan, Kel Gundih, Kec Bubutan.
Kami sempat sharing beberapa hal selama perjalanan. Di antaranya kesediaan Riko mengikuti Kejar Paket C supaya dapat ijazah SMA sederajat. Maklum Riko tidak menamatkan SMK-nya. Sulung dari tiga bersaudara itu protol di bangku kelas 2.
Mobil yang kami tumpangi berhenti di halaman masjid dekat tempat tinggal Riko. Saya sempatkan bertemu pengurus kampung dan takmir masjid sebelum menyerahkan Riko ke ibunya.
“Saya titip Riko supaya tetap baik. Tolong diajak salat berjamaah lima waktu,” pinta saya kepada ketua RT dan takmir masjid.
Kepulangan Riko disambut suka cita ibunya. Ia berulangkali mencium wajah Riko setiba di rumah sempitnya. Bangunan berukuran 2 X 6 meter itu berdiri di atas saluran air.
Sesaat wanita paruh baya tersebut merasa bahagia melupakan kemiskinannya. Hidupnya bertambah sulit setelah suaminya divonis 6 tahun dan dipenjara karena kasus narkoba. Ia harus menjadi pembantu rumah tangga dan pemulung untuk menghidupi Riko dan dua adiknya. Bahkan, ibu Riko juga menggadaikan KTP dan KK untuk menyambung hidup.
Kepulangan Riko ini amat penting. Riko ditunggu keluarganya untuk membantu meringankan beban berat di pundak ibunya. Sebelum ditangkap polisi, lalu dimasukkan panti rebab, Riko bekerja di salah satu toko aksesoris di dekat Pasar Turi.
Peringatan Idul Adha tahun ini tidak akan pernah dilupakan Ibu Riko. Ia tidak hanya mendapat bagian daging kurban. Juga memperoleh kembali darah dagingnya setelah terpisah berbulan-bulan. (*)