SURABAYA – Selasa (28/6), untuk kali kedua, Komunitas Tolong Menolong (KTM) bersinergi dengan Yayasan Komunitas CB Internet Peduli (KCBI) melakukan program kemanusiaan berupa bedah rumah.
Di hari pertama, telah dilakukan pengosongan isi rumah, dilanjutkan dengan pembongkaran atap yang terbuat dari asbes dan pemotongan pohon di depan rumah.
Rumah yang dibedah adalah milik Supardi (64 tahun) yang berlokasi di pinggiran Bozem Morokrembangan yang masuk di kawasan Tambak Asri di RT 16, RW 06, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan.
Bersama istri dan anak angkatnya yang masih berusia 10 tahun, Supardi tinggal di rumah petak milik sendiri yang kumuh serta tak layak huni berukuran 3.meter x 6 meter.
Tidur dengan beralaskan kasur lusuh dan barang-barang bekas serta kondisinya bocor saat hujan. Sirkulasi udaranya juga sangat buruk. Ditambah kondisi kamar mandi yang seadanya tanpa ada WC. Sehingga saat maaf, BAB, langsung dibuang di bozem yang berada di depan rumahnya.
Supardi sendiri sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak yang sudah diilakoni sejak tahun 1983 sampai sekarang, dengan penghasilan yang sangat minim berkisar 10 ribu-30 ribu per hari.
Bahkan tak jarang dalam sehari, Supardi sering tidak mendapatkan pendapatan sepeserpun dikarenakan sepi penumpang.
“Kalah bersaing dengan ojol (ojek online),” kata Supardi singkat, Selasa (28/6).
Kondisi berbeda diakui Supardi sekitar tahun 80an sampai akhir 90an saat kawasan Tambak Asri masih menjadi lokalisasi.
“Ya, pokoknya alhamdullilah. Berapapun yang saya dapat, tetap disyukuri. Yang penting halal dan saya tetap diberikan kesehatan agar bisa bekerja,” ucapnya yang juga kerap bekerja serabutan seperti menjadi kuli bangunan.
Beruntung, Supardi dibantu istrinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan bekerja jadi buruh cuci dan setrika di tetangganya dengan penghasilan hanya 50 ribu per minggu.
Dijelaskan Daniel Lukas Rorong selalu Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM), kondisi Supardi yang akrab dipanggil Pak Odong ini diketahuinya berdasarkan informasi dari masyarakat.
“Setelah saya mendapatkan sedikit informasi tentang keadaannya melalui WhatsApp, saya lalu survey ke lokasi dan benar demikian, dimana kondisinya sangat memprihatinkan,” jelas Daniel.
Meski sudah masuk dalam program bantuan sosial (bansos) pemerintah, namun di usianya yang sudah senja, Supardi masih harus bekerja keras sebagai tukang becak meski penghasilannya pas-pasan untuk bertahan hidup.
Ditambahkan Daniel, pelaksanaan bedah rumah ini sendiri direncanakan akan berlangsung selama kurang lebih 10 hari.
“Setelah selesai, semoga kami bisa melanjutkan program kemanusiaan ini dengan merenovasi rumah di sebelah Pak Supardi yang kondisinya juga tak layak huni. Semoga ada donatur yang tergerak hatinya,” harap Daniel yang juga Humas “Perhimpunan Driver Online Indonesia” (PDOI) Jawa Timur.
Keterangan Foto : Rumah Supardi (64) yang kondisinya tak layak huni mulai dibedah bertahap oleh Komunitas Tolong Menolong (KTM) bersinergi dengan Yayasan Komunitas CB Internet Peduli (KCBI)