RAJAWARTA : Tampil sporty mengenakan kaos jersey hitam, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mengayuh sepeda kesayangannya berangkat menuju ke kantor (bersepeda saat berangkat kerja), Jumat (17/6) pagi.
Meski Kota Pahlawan dalam beberapa hari terakhir sering diguyur hujan, tampaknya hal itu tidak menyurutkan semangat Pimpinan DPRD yang juga hobi jogging itu untuk gowes ke kantor.
Betul saja, sempat diiringi rintik hujan sesaat namun di tengah perjalanan cuaca kembali cerah. “Malah seger ya, jalanan jadi basah, cuma memang lebih hati-hati karena licin khawatir kepleset, yang jelas tidak kena macet,” ucap Reni.
Dengan membudayakan gowes, Reni menargetkan Kota Surabaya dapat menjadi kota ramah pesepeda. Ia pun menghimbau Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya agar mendukung kebiasaan bersepeda sebagai sarana transportasi menuju kantor maupun aktivitas lainnya.
“Saya mengajak dan mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menjadikan Surabaya kota ramah pesepeda,” serunya.
Legislator PKS itu mengatakan bahwa komunitas-komunitas sepeda yang ada di Kota Pahlawan sudah semakin banyak. Hal ini, lanjut Reni, dapat dilihat ketika gelaran Car Free Day (CFD) akhir pekan yang mana banyak para pengguna sepeda berkumpul.
“Tentu kita berharap para pengguna sepeda ini juga bisa melakukan aktivitas bersepedanya ketika kegiatan kerja misalkan,” ujarnya.
Menurutnya, antusias warga yang hobi gowes namun masih terlihat jarang menggunakan sepeda ketika hari aktif kerja itu lantaran supporting system untuk biker belum cukup memadai. “Misal, mau parkir sepeda, kita belum ada (fasilitas) ya secara khusus,” tuturnya.
Reni juga menyinggung perihal peran moda transportasi massal. “Kalau sepedaan jarak jauh itu juga perlu didukung moda transportasi massal, misalkan dari naik sepeda, lalu berpindah naik Bus Suroboyo, ini harus di-support antara halte Bus Suroboyo dengan tempat parkir (sepeda) yang aman,” jelasnya.
Di samping jalur sepeda yang telah tersedia di tengah-tengah Kota, ia pun berharap jalur sepeda itu dapat merambah ke pinggiran-pinggiran kota dengan juga memperhatikan kelayakan infrastruktur jalan.
“Jalanan-jalanan ketika anak-anak sekolah menuju ke sekolah, itu juga perlu di-support,” pungkasnya.
Reni menilai bahwa untuk semakin memantapkan upaya mewujudkan Kota Surabaya yang ramah bagi para pengguna sepeda ini maka dapat diperkuat dengan kebijakan melalui Peraturan Walikota (Perwali).
“Sehingga seluruh elemen, seluruh stakeholder support kepada para pesepeda, misal ruang-ruang publik, kemudian sekolah, pasar, toko modern disediakan tempat parkir yang aman, dan tentunya kalo bisa gratis, sehingga semakin banyak pengguna sepeda di Kota Surabaya,” jelasnya.
“Kalau kita punya semacam aturan atau Perwali misalkan, kita juga bisa kasih reward para pesepeda, misal kita dorong kantor-kantor, sekolah gitu ya yang siswanya menggunakan sepeda, begitu juga para pekerja diberi penghargaan,” sambung Reni
Pihaknya juga menyarankan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya agar memiliki data komunitas gowes maupun para pengguna sepeda yang merupakan warga Kota Surabaya secara umum. “Ini harus kita ketahui agar semakin melengkapi kajian-kajian yang dilakukan Pemkot,” ungkapnya.
“Jadi tahu siapa dan domisili mana untuk apresiasi para pesepeda dan memberi dukungan infrastruktur. Misalnya dari Sukolilo, Rungkut, Benowo, Tambaksari, Wonokromo, Gubeng, Bubutan, atau mungkin kecamatan-kecamatan lain yang di sana banyak warganya menggunakan sepeda, ya disupport infrastrukturnya,” bubuh Reni.
Politisi PKS itu menyebutkan alasan Kota Surabaya perlu menjadi kota yang ramah bagi para pengguna sepeda sebab sebagai upaya integratif dalam rangka mewujudkan sistem transportasi massal.
“Akan sangat terbantu kita mewujudkan sistem transportasi massal ketika semakin banyak warga yang menggunakan sepeda untuk beraktivitas, kemudian bersepeda ini ramah lingkungan dan menyehatkan,” terangnya.
“Jadi kalo taraf kesehatan warga Kota Surabaya semakin meningkat, maka anggaran untuk pelayanan warga yang sakit dapat dialihkan untuk semakin menyehatkan Kota Surabaya, moga mendapatkan perhatian,” tuntasnya.
Dengan durasi kurang lebih 40 menit dan jarak tempuh sekitar 10 km, dengan santai wakil rakyat itu memancal sepeda dari kediamannya di daerah Keputih menuju kantor DPRD Surabaya di Jl Yos Sudarso.