Penulis : Amri Selfia
Asal : D-III Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
Merokok merupakan kebiasaan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Dari 273.879.750 jiwa penduduk Indonesia, 28,96% diantaranya adalah perokok. Perokok laki-laki lebih dominan daripada perokok wanita.
Dari banyaknya jumlah perokok tersebut, tentu mereka mengetahui dampak buruk dari kebiasaan merokok. Akan tetapi, mereka tetap melakukan kebiasaan tersebut karena rokok menimbulkan ketergantungan sehingga sulit untuk dihentikan.
Pada dasarnya, kebiasaan merokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif tetapi juga bagi perokok pasif. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok namun sering menghisap asap rokok dari orang-orang di sekitarnya.
Merokok dapat menimbulkan gangguan pernapasan, hipertensi, stroke, gangguan jantung, bahkan kematian. Asap rokok juga sangat berbahaya bagi kesehatan ibu yang sedang hamil dan menyusui anaknya.
Oleh karena itu, perokok pasif harus pintar-pintar dalam menjaga diri agar terlindung dari paparan asap rokok di lingkungan sekitar.
Rokok yang beredar di pasaran terbuat dari bahan baku tembakau. Tembakau diketahui mengandung banyak sekali zat kimia yang tentunya berdampak buruk bagi kesehatan. Zat-zat tersebut umumnya bersifat racun serta karsinogenik.
Contoh zat kimia pada tembakau yang paling dominan adalah nikotin dan tar. Nikotin merupakan zat yang menyebabkan ketergantungan, sedangkan tar merupakan zat yang dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit.
Zat kimia lain yang terkandung di dalam tembakau diantaranya Hidrogen sianida, Benzena, Arsenik, Formaldehida, amonia, karbon monoksida, dan masih banyak lagi.
Seperti yang diketahui, hari tanpa tembakau sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 31 Mei. Peringatan ini sudah dilakukan sejak tahun 1987. Artinya, di tahun 2022 adalah peringatan Hari Tanpa Tembakau sedunia yang ke-35. Melalui peringatan ini, WHO (World Health Organizations) memiliki tujuan untuk menyadarkan masyarakat luas akan bahaya rokok bagi kesehatan, serta eksploitasi industri nikotin yang ditujukan bagi perokok terutama pada kaum muda.
Peristiwa ini bukan merupakan peringatan biasa, mengingat jumlah orang yang terkena penyakit akibat rokok selalu meningkat di setiap tahunnya. Peringatan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif sehingga kebiasaan buruk ini dapat berangsur-angsur ditinggalkan, meskipun itu bukanlah hal yang mudah.
Lalu, apa yang harus dilakukan di peringatan hari anti tembakau sedunia?
Di hari tanpa tembakau sedunia, ada satu tantangan yang menarik yaitu “One day without smoking” atau satu hari tanpa merokok. Maksudnya, para perokok ditantang untuk tidak mengkonsumsi rokok dalam 24 jam di hari tersebut. Mungkin hal ini terdengar sulit dilakukan oleh para perokok yang sudah ketergantungan. Namun, apa salahnya jika mencoba?
Selain sebagai peringatan, tantangan ini juga merupakan suatu penghormatan bagi masyarakat yang tidak merokok. Seperti yang sering kita dengar di kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tidak merokok mengeluh ketika harus menghisap asap rokok yang ada di tempat umum.
Mereka kadang merasa terganggu dengan kepulan asap rokok yang dapat mengancam kesehatan mereka. Oleh karena itu, satu hari tanpa merokok akan menjadi sebuah penghormatan khusus bagi masyarakat umum.
Seruan ini hendaknya dilakukan oleh semua perokok baik dari kalangan muda maupun kalangan tua. Jika dapat bertahan satu hari tanpa merokok, maka selanjutnya juga harus bisa menjalani hidup tanpa rokok.
Hal positif ini tentu tidak didapatkan secara instan, namun butuh proses yang cukup lama untuk menumbuhkan kesadaran para pecandunya.
Biasanya, orang-orang akan sadar mengenai bahaya merokok ketika sudah terserang penyakit akibat kebiasaan buruk tersebut. Akan tetapi, melalui tantangan ini diharapkan masyarakat mulai sadar dan mulai beralih ke kebiasaan yang lebih baik lagi.
Kebiasaan yang baik akan menciptakan lingkungan kesehatan yang baik pula. Membina lingkungan yang bebas asar rokok diharapkan dapat menekan angka gangguan kesehatan yang disebabkan oleh rokok.