RADJAWARTA : Pernyataan Mahfud MD mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (KM) atas ketidaksetujuannya terhadap presidential threshold sebesar 20 persen sebagai syarat partai politik agar bisa mengusung capres-cawapres menuai sindiran dari politisi Partai Demokrat, Andi Arief. “Dulu setuju, sadar belakangan Pasti lagi tremor ini,” sindir Andi Arief membalas pernyataan Mahfud MD di sebuah media.
Sindiran Andi Arief dibalas dengan senyuman ringan oleh Mahfud MD. Pakar hukum tata Negara itu meminta Andi Arief rajin membaca akan tidak tremor. Lalu Mahfud menegaskan bahwa sejak Rancangan Undang-Undang dibahas dirinya sudah tidak setuju.
“Hahaha, ente Dik. 2 thn lalu, saat RUU Pemilu sedang dibahas Sy sdh nulis di KOMPAS dgn terang benderang bhw sy tak setuju threshold 20%. Sy jg nulis itu utk makalah di Fraksi Golkar. Sy setujunya 3,5% (parpol yg sdh punya kursi di DPR). Baca2 dulu, ya, Dik. Pasti ente yg tremor,” begitu Mahfud MD membalas celoteh Andi Arief.
Begitu melihat balasan Mahfud MD, Andi Arief kemudian melancarkan sindiran lainnya. Menurut Andi Arief terkait dengan pembahasan RUU Pemilu kala itu Mahfud MD dalam posisi mencari aman.
“Anda main aman prof. Liat angin. Saat voting di parlemen anda gak ngapa2in. Lihat arah angin. Tapi itu kan sikap anda. Saya hargai,” begitu balasan Andi Arief lebih seru.
Tak mau ketinggalan Rachland Nashidik juga ikut berkomentar terkait dengan beberapa pernyataan Mahfud MD. Kali ini politisi Partai Demokrat itu melontarkan beberapa pertanyaan kepada Mahfud MD.
“Pertanyaannya: (1). Bagaimana treshold dalam pemilu serentak 2019? (2). Bisakah diterima hasil pemilu 2014 dipakai ulang untuk menyiasati kemustahilan itu? (3). Anda bergabung saat Denny Indrayana cs menggugat UU itu ke MK?,” itulah tiga pertanyaan yang dilontarkan Rachland Nashidik kepada Mahfud MD.
Pertanyaan Rachland Nashidik ini langsung ditimpali oleh Dewa 69. Dewa 69 meminta untuk tidak mempertanyakan lagi. “Jangan tanya lagi ke frop yg cari aman,” ujarnya membalas Rachland Nashidik dll.