RAJAWARTA : Kebakaran hutan dan lahan gambut serta kabut asap yang melanda Pulau Kalimantan dan Sumatra menyebabkan 10 juta anak berusia dibawah 18 tahun terpapar risiko polusi udara, demikian keterangan yang disampaikan UNICEF hari ini.
Anak-anak berusia muda secara khusus rentan terhadap polusi udara karena mereka bernapas lebih cepat, sementara kekuatan fisik dan daya tahan tubuhnya belum sempurna. Diperkirakan terdapat 2,4 juta anak balita di kedua wilayah tersebut yang terdampak kabut asap dan kebakaran hutan yang sudah berlangsung sejak Juli 2019 di Indonesia.
UNICEF juga memeringatkan bahwa polusi udara berdampak pada bayi dalam kandungan. Riset menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang terpapar polusi tingkat tinggi selama kehamilan berisiko lebih besar mengalami gangguan pertumbuhan di dalam rahim, berat badan lahir rendah, dan bayi lahir prematur.
“Buruknya kualitas udara adalah tantangan berat yang semakin meningkat bagi Indonesia,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini. “Setiap tahun, ada jutaan anak yang menghirup udara beracun dan hal ini mengancam kesehatan serta mengakibatkan mereka tidak dapat belajar di sekolah—efeknya adalah kerugian fisik dan kognitif seumur hidup seorang anak.”
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kualitas udara yang buruk saat ini berdampak pada lebih dari 46.000 sekolah atau lebih dari 7,8 juta murid. Di daerah-daerah yang merasakan dampak terberat kebakaran hutan, banyak sekolah terpaksa ditutup sehingga menghambat kesempatan anak untuk belajar.
Kebakaran hutan dan lahan gambut memang kerap terjadi di Indonesia pada musim kemarau, namun situasi ini diperparah oleh beberapa faktor, termasuk musim kering berkepanjangan, El Niño, dan pemanasan global.
“Keluarga dan anak-anak mereka harus mendapatkan informasi yang akurat tentang paparan polusi udara beracun, karena informasi seperti ini dapat membantu mereka melindungi diri,” tutup Comini.
UNICEF siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia dalam memitigasi dampak kualitas udara yang buruk terhadap anak-anak.