RAJAWARTA : Bus skema buy the service (BTS) baru saja diresmikan Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan bersama dengan Pemkot Surabaya tanggal 29 Desember 2021. Bus yang rencananya dioperasikan tanggal 1 Januari 2022 tersebut faktanya belum mengaspal hingga sekarang.
“Saya sebagai warga surabaya merasa kena prank, sudah lama nunggu tapi malah molor lagi. Tidak ada penjelasan resmi juga dari Teman Bus, Kemenhub, ataupun Pemkot. Pranknya gak lucu ini, jadinya kapan?” ucap William anggota komisi C Kota Surabaya.
William khawatir adanya ketidakpastian seperti ini akan menurunkan antusias warga untuk naik transportasi umum. Pasalnya, program bus BTS ini sudah beberapa kali mengalami penundaan.
“Saya lihat masalah ini tidak hanya terjadi di Surabaya, beberapa kota yang baru saja launching juga ada pemberhentian dengan alasan evaluasi. Pemberhentian ini tentu tidak pas karena warga butuh transportasi tiap hari” tambah anggota fraksi PSI Surabaya tersebut.
Sebelumnya William antusias menyambut baik kedatangan bus BTS ini karena diharapkan dapat memperluas layanan dan memperbaiki headway transportasi umum. Akan tetapi karena program ini dari pemerintah pusat, kontrol daerah cukup terbatas.
“Dari sini seharusnya kita dapat belajar pentingnya kemandirian transportasi untuk kota sebesar Surabaya. Bantuan bus BTS dari kemenhub tentunya baik sebagai pemantik, tetapi tidak bisa selamanya kita bergantung pada pihak lain. Fokus kita sekarang seharusnya adalah menyiapkan kemandirian pengelolaan transportasi umum di Surabaya, salah satunya dengan mempercepat terbentuknya BUMD transportasi” tutup William.