Serap Aspirasi dengan Ngopi, Mbakso, Fogging, hingga Vaksin

RAJAWARTA : Untuk menyerap aspirasi warga tidak harus menunggu masa reses. Juga tidak perlu bertemu secara formal di Gedung DPRD Surabaya. Di mana saja dan kapan pun Insya Allah siap.

Seperti Sabtu malam (2 Oktober 2021), saat bertemu Pak Putut di salah satu warkop. Ketua RW di Kertajaya Kec Gubeng ini ditemani dua ketua RT. Sambil nyruput kopi hitam, kami membahas pemberdayaan UMKM warga setempat.

“Alhamdulillah, sudah 20 hari ini pujasera yang dikelola PKK buka. Menjual makanan dan kue buatan ibu-ibu dari 50 rumah. Kami ingin terus mengembangkannya,” ujar Pak Putut bersemangat.

Keterangan Foto : makan bakso sambil mendengarkan curhatan ibu ibu jumatik kedung rukem kec tegalsari

Hari Minggu (3 Oktober 2021), saya juga mengajak ibu-bu jumatik mbakso bareng setelah mendampingi Sahabat Imam melakukan fogging DB di Kedung Rukem Kec Tegalsari. Sambil kepedesen bakso, saya mendengarkan curhatan belasan wanita juru pemantau jentik nyamuk DB (Aedes Aegypti) itu.

“Terima kasih Pak Imam… 7 RT sudah tuntas difogging hari ini,” kata ibu-ibu itu. Menurut mereka sudah ada 7 warga yang kena DB dan kebanyakan anak-anak. “Semoga setelah ini tidak ada lagi yang sakit DB,” sambung Amin, wakil ketua RW dan seorang Ketua RT yang ikut mbakso.

“Sudah lapor Puskesmas dan sudah di-fogging?,” tanya saya. Mereka menjawab sudah ada fogging dari Puskesmas. Tapi mereka masih merasa ketir-ketir karena yang difogging cuma di sekitar rumah warga yang positif DB.

“Foggingnya pun tidak seperti timnya Pak Imam. Sampai masuk ke tempat yang nylempit-nylempit,” ungkap Bu Jumantik ceplas’ceplos. Sekarang kami sudah tidak kuatir lagi.

Saya juga bertemu 4 Ketua RT Dupak Timur Kec Bubutan di sela-sela fogging DB. Beberapa hal mereka sampaikan, di antaranya permohonan bantuan keranda jenazah. “Keranda milik RW di sini sudah rusak. Kami terpaksa pinjam ke RW lain kalo ada warga meninggal,” papar mereka.

Selain mendengar suara warga, juga mesti turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi rielnya. Seperti ketika melihat program vaksinasi Covid 19 di RW 10 Kelurahan Tembok Dukuh Kec Bubutan pada 29 September 2021.

Saya sempatkan bincang dengan Lurah Plt Bu Lala, Ketua RW Pak Hariyanto dan beberapa Ketua RT, serta warga. “Di RW saya ini banyak yang meninggal saat parah parahnya Covid. Sebanyak 56 warga meninggal. Makanya kami pengurus kampung all out supaya semua warga bisa divaksin,” ujar Psk Hariyanto.

“Alhamdulilah sudah tiga minggu ini di seluruh Kelurahan Tembok Dukuh tidak ada yang positif Covid. Semoga bisa seterusnya,” kata Bu Lurah sambil menunjukkan datanya.(*)