Rapid Test Gunung Anyar : Puluhan Warga Terdeteksi Reaktif

RAJAWARTA : Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran wabah virus Corono di Kota Surabaya, Badan Intelejen Negara (BIN) turun gunung membantu Pemerintah Kota Surabaya (Pemkos) melakukan rapid test dan swab ke beberapa lokasi di Kota yang dipimpin Tri Rismaharini or Risma.

Hari ini, Rabu (3/6/2020) BINmenggelar rapid test dan swab di Kantor Kecamatan Gunung Anyar Surabaya. Menurut informasi yang diterima rajawarta di lokasi, rapid test dan swab ini akan digelar selama dua hari, yakni mulai tanggal 3 hingga 4 Juni 2020.

Rapid test dan swab di Kecamatan Gunung Anyar ini disambut antusias masyarakat di sekitar Kantor Kecamatan. Terbukti, sejak pagi hingga siang hari lokasi rapid test dan swab, ratusan masyarakat terus berdatangan untuk memeriksakan diri.

Di tengah berlangsungnya rapid test, Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Yos Sudarso melakukan kunjungan mendadak ke lokasi rapid test dan swab yang digelar bin di kantor Kecamatan Gunung Anyar. Kunjungan ini, untuk mengetahui pelaksanaan rapid test dna swab.

Dalam kunjungannya, Calon Walikota Surabaya ini menemui beberapa pihak di lokasi rapid test dan swab. Hasilnya ungkap Reni, warga yang ikut gelar deteksi virus korona jumlahnya mencapai 500 orang. Jumlah tersebut terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama dikoordinir Puskesmas dan kelompok kedua, dari masyarakat umum.

“Untuk yang umum yang diutamakan untuk warga Kecamatan Gunung Anyar. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk warga yang lain juga bisa selama kuotanya masih ada,” ungkap wanita kelahiran Bandunf kepada sejumlah pewarta.

Sementara, dr Sherly Nurmalasari dokter umum BIN saat ditemui rajawarta menjelaskan banyak hal terkait dengan pelaksanaan Rapid test dan Swab yang digelar BIN di Kecamatan Gunung Anyar.

Menurutnya, rapid test dan Swab yang digelar di Kecamatan Gunung Anyar akan berlangsung selama dua hari. Dan, target dari deteksi virus korona ini sekitar 1000 orang.

Untuk hari ini tutur Sherly, pihaknya sudah berhasil memeriksa lebih dari 500 orang. Dari jumlah tersebut, puluhan warga diduga terdeteksi reaktif.

Simak juga video dari artikel ini :