Pernyataan Walikota Surabaya ‘Bleset’, Asada Beri Saran

RAJAWARTA : Pernyataan Eri Cahyadi yang menyebutkan bahwa Surabaya sudah masuk level 2 yang mangacu pada data yang dirilis Kemenkes per tanggal 4 September 2021, terbukti bleset.

“Sekali kita lengah, kita kembali lagi ke level 3 atau 4. Kita kembali lagi ke zona merah, maka hari itulah kita akan selesai, ekonomi akan berhenti, pendidikan juga berhenti,” kata Wali Kota Eri di sela meninjau simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Airlangga I Surabaya, Senin (6/9/2021).

Pernyataan Cak Er itu disampaikan, tepat sehari sebelum PPKM diperpanjang dari 7 September sampai 13 September 2021. Dan, kabar tersebut membuat warga Surabaya bangga terhadap hasil kerja Walikota.

Namun, di sore harinya, pernyataan Walikota yang menyebutkan bahwa Surabaya akan kembali ke level 3 atau 4 dibatalkan oleh Imendagri nomor 39 Tahun 2021 Tentang PPKM Level 4, level 3, dan Level 2 Coron Virus Desease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.

Dalam instruksinya Kemendagri menyebut, Surabaya masih berada di level 3. Berikut kutipan Imendagri 39/2021. “level 3 (tiga) yaitu Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun, Kabupaten Lumajang, Kota Blitar, Kota Surabaya, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Kediri, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang,
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto,
Kabupaten Malang, Kabupaten Lamongan,
Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan”

Terbitnya Imendagri tersebut, menegaskan, bahwa pernyataan Walikota yang sering menggunakan kalimat “Fainsyaallah” itu terlihat terburu-buru. Sebab, hasil assesment Kemenkes tidak bisa dijadikan sebagai acuan peraturan.

Sikap terburu-buru Walikota Surabaya yang dinilai bleset sempat menuai tanggapan dari khalayak. “Ternyata Suroboyo kok masih level 3 ya gaess,” kutip media ini di salah satu group WhatsApp.

Di bagian lain, Asada ketua LSM Sarana Demokrasi menegaskan tidak ada yang salah atas pernyataan Eri Cahyadi. Sebab, apa yang disampaikan berdasarkan informasi dan data yang valid. “Kalau bicara salah atau benar. Menurut saya pernyataan Walikota tidak salah, karena yang disampaikan berdasarkan data,” ujar Asada.

Namun, sebagai warga Surabaya Asada memberi saran kepada Walikota agar tidak terlalu terburu-buru dalam menyikapi setiap persoalan. Karena setiap tindakan, sikap, dan ucapan Walikota jadi panutan. “Nek gorong pasti ojok ngadal, ben ketok cerdase (kalau belum pasti jangan terburu-buru agar terlihat cerdasnya,” saran Asada.