Pemkot Surabaya Kirim ABK Belajar “Hidup” Ke Liverpool

RAJAWARTA : Walikota Surabaya Tri Rismaharini or Risma memberangkatkan tujuh ABK (anak berkebutuhan Khusus) beserta delapan guru pendamping, untuk mengikuti Pelatihan Pendidikan di ST. Vincent’s School Liverpool, Inggris selama enam Minggu agar bisa belajar hidup mandiri.

“Bapak-ibu wali murid sekalian, tidak berlu cemas, tidak perlu khawatir nanti saya minta pembinanya untuk komunikasi dengan putra-putri bapak ibu saat belajar di sana. Kalau bapak ibu ikhlas dan percaya, anak-anak di sana belajarnya akan tenang,” kata Wali Kota Risma kepada para tamu undangan.

Dia kemudian memanggil satu per satu anak itu untuk ditanyai kesiapan mereka belajar di Liverpool. “Siap ya belajar disana, tidak boleh minder jangan malu. Ibu (Risma) panggil satu-satu untuk bilang, ya siap bu, pokoknya pulang dari sana ibu tunggu perubahannya makin pintar,” sapa Wali Kota Risma.

Sebanyak delapan pendamping dan tujuh siswa yang akan berangkat itu terpilih berdasarkan prestasi musik dan olahraga dari beberapa sekolah di Surabaya. Diantaranya, siswa asal SMP Negeri 7 Surabaya Rahul N, SD Negeri Sidotopo Wetan Melinda Putri, Rizky Nova SD Negeri Pacarkeling, Early P SD Negeri Tambaksari, Firmansyah SD Negeri Klampis, Reva G dan Muhammad Hilbram dari SLB  A YPAB.

Risma menjelaskan, memastikan kualitas pendidikan di sekolah ST. Vincent’s School di Kota Liverpool tidak perlu diragukan lagi. “Di sana guru-gurunya sudah profesor semua, bahkan untuk menangani murid setara SD sampai SMA juga profesor,” imbuhnya.

Risma memastikan pula untuk para ABK yang belajar ke ST. Vincent’s School di Kota Liverpool tidak perlu mengeluarkan biaya seperserpun karena biaya tersebut ditanggung Pemkot Surabaya.

“Selama di sana kita tidak bayar. nanti saya bawakan juga magic com, abon, dan jaket tebal, saya kirim ke bandara. Mereka akan belajar banyak sekali, di sana juga banyak fasilitas-fasilitas untuk menumbuhkan jiwa kemandirian,” jelasnya.

Salah satu anak special yang ikut dalam program pelatihan ini adalah Muhammad Hilbram. Walaupun merasa deg-degan, namun Hilbram mengaku sangat antusias mengikuti pendidikan di ST. Vincent’s School tersebut. Terlebih, ia baru pertama kali ini ke luar negeri, karena itu Hilbram merasa senang bisa terpilih diantara keenam temannya tersebut. Ia berharap saat dewasa nanti bisa membuka jasa pelatihan di bidang musik dan IT.

“Senang tapi deg-degan juga, di sana saya ingin belajar banyak tentang IT dan memperdalam musik,” kata Hilbram yang jago bermain piano dan saxophone ini.