RAJAWARTA : Sikap Alfian Limardi ST anggota Komisi B DPRD Yos Sudarso, Kota Surabaya yang diduga membuang draft anggaran milik Diskominfo Pemkot Surabaya saat hearing di Komosi B DPRD Yos Sudarso disikapi Ketua Badan Kehormatan (BK), Badru Tamam.
Menurutnya, sejak peristiwa itu terjadi, pihaknya memang berencana untuk bertemu (memanggil) politisi PSI itu untuk dimintai keterangan. “Memang kita ini kemarin berencana untuk bertemu Mas Alifian untuk mengklarifikasi peristiwa di Komisi B. Apakah yang dilakukan itu bentuk kemarahan, bentuk ketegasan, atau bentuk ketidaknyamanan dari jawaban-jawaban yang diberikan Pemkot Selama ini,” jelasnya.
Namun, untuk sementara Badru menilai kejadian di Komisi B DPRD Yos Sudarso itu bukan kejadian luar biasa, melainkan kejadian yang masih wajar-wajar saja. “Artinya itu hanya kejadian insedentil yang tidak terencana. Mungkin dia marah dengan draft itu atau dia marah dengan si pembuat draft itu,” ucapnya.
Badru menegaskan, dalam pemanggilan Alfian tersebut bukan atas nama BK, tapi masih sebatas berkomunikasi dengannya. “Jadi bukan dipanggil tapi bertemu dengan mas Alfian atas dasar apa sampai terjadi seperti itu,” ujarnya.
Untuk hal tersebut, Badru menambahkan, sebenarnya pihaknya tidak ingin membahas kejadian di Komisi B, namun karena sudah menjadi konsumsi publik maka pihaknya harus menyikapinya. “Wajar, wajar, wajar, masih dalam tahap kewajaran. Cuman karena itu sudah menjadi konsumsi publik, semua orang sudah memberitakan, ya kami mestinya meminta klarifikasi dengan Mas Alfian sehingga dari hasil klarifikasi itu baru nanti saya dan anggota BK yang lain baru bisa memutuskan kira-kira rekomendasi apa yang akan diberikan ke Mas Alfian,” pungkasnya.
Semntara, Kepala Diskominfo Pemkot Surabaya M Fikser berkisah kepada sejumlah media atas peristiwa yang tidak pernah disangka-sangka oleh dirinya.
Ia mengatakan bahwa, dirinya sempat kaget, apa yang dilakukan oleh Alfian. Karena menurutnya selama ini pembuangan Draff belum pernah terjadi di DPRD Surabaya.
“Saya sempat kaget, saat Alfian membuang draff itu sampai jatuh kelantai, saya juga bingung, karena diawal pak Alfian bertanya soal anggaran kegiatan, lalu saya jawab nanti akan dijelaskan staf saya. Tapi tiba-tiba draft dibuang kelantai”, jelasnya.
Saat itu, lanjut Fikser, dirinya sempat bersitegang dengan anggota komisi B dari fraksi Solideritas Indonesia. “Pak Alfian berdiri sambil membuang draft. Ya saya berdiri juga dan bilang, kamu yang ambil atau saya yang naik meja,” tandasnya.
Tak lama kemudian rapat langsung ditutup oleh Ketua Komisi B dan meminta semua kamera tak merekam kejadian itu. “Bu Lut ( Luthfiyah – Red ) langsung ketok palu dan menutup. Terus Alfian keluar pamit ke kamar kecil. Saya temui lagi di luar ruangan, tapi tak ada kata permintaan maaf,” pungkasnya. (ham+)