PDI Perjuangan Siap Tanpa Koalisi di Pilwali Surabaya

RAJAWARTA : Hiruk pikuk lobi-lobi politik Pilwali Surabaya di luar kandang PDIP belum mampu menggoda Banteng moncong putih untuk melibatkan diri ke dalam arena lobi. Bahkan, PDIP siap jika dalam Pilwali Surabaya nanti harus jalan sendiri.

Hal tersebut tergambar pada pernyataan Adi Sutarwiyono or Awi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya saat dimintai tanggapannya.

Menurut Awi, saat ini PDIP sedang konsen melakukan pembenahan internal. Selanjutnya akan memikirkan hal lain sambil menunggu pentunjuk DPP PDIP.

“Kami masih konsentrasi konsolidasi organisasi partai hingga di level Anak Ranting di tingkat RW. Jumlahnya cukup besar. Sembari itu para kandidat terus turun ke masyarakat, dengan dibantu atau disokong oleh jaringan organisasi PDI Perjuangan,” ujar Awi (17/1/20).

Tidak takut ‘dikeroyok’ Partai lain? Ketua DPRD Yos Sudarso sambil bercanda mengatakan, seperti mau tawuran saja. “Wah dikeroyok…Kwkwkwkwk,” cetusnya.

Dalam Pilkada ungkap Awi, dirinya tetap menghormati setiap perbedaan politik dan pilihan. Terutama dalam hal kontestasi.

“Pilkada Kota Surabaya harus diakui menjadi salah satu momen elektoral yang medannya terjal, rumit dan sengit. Ada 1.400-an RW, dan 9.500-an RT. Masyarakatnya juga sangat plural, terdidik dan kosmopolitan,” tukasnya.

Namun yang pasti tutur Awi, khususnya di Surabaya PDIP memiliki catatan-catatan penting terkait Pilwali. Dimana PDIP selalu bisa lolos dari ‘kepungan’ lawan dan berhasil keluar sebagai pemenang.

“Pilkada 2005, 2010, dan 2015, PDI Perjuangan mengusung sendiri pasangan calon. Berkompetisi dengan kandidat-kandidat lain yang diusung partai politik atau gabungan parpol. Kinerja mesin organisasi PDI Perjuangan dalam 3 Pilkada itu terbukti efektif,” ungkapnya.

Awi menambahkan, sebelum memutuskan untuk berkoalisi setiap Partai harus saling berkalkulasi. Di PDI Perjuangan, ketentuan untuk koalisi harus didasari pertimbangan-pertimbangan yang prinsipil. Tidak semata-mata pragmatis, kalkulasi menang-kalah, dsb.

“Kesamaan platform. Yakni, bagaimana menjaga Kota Surabaya sebagai “rumah bersama” bagi semua kelompok masyarakat, yang berkemajuan, dan humanis,” ucapnya.

Jadi ucapnya, kalau karena pertimbangan-pertimbangan yang prinsipil, PDI Perjuangan harus maju Pilkada Kota Surabaya dengan bertumpu pada kekuatan sendiri, mengapa tidak?

“Tapi, sekali lagi, waktunya kan masih lama. Perlu dikalkulasi lagi. Dan, juga arahan DPP PDI Perjuangan,” pungkasnya.