UMUM  

Memasuki Purna Tugas Gus Duki Tinggalkan Pesan Untuk Anggota DPRD Surabaya 2019-2024

RAJAWARTA : Di akhir masa jabatannya, Masduki Toha berpesan kepada anggota DRPD Surabaya periode 2019-2024 agar tetap menjaga kekompakan atau guyub dalam memperjuangkan rakyat. Sebab menurutnya dengan keguyuban kinerja anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019 terlihat sangat luar biasa.

“Kekompakan antara pimpinan dan anggota sudah bagus. Perlu dipertahankan agar keguyuban di lembaga bisa tercipta,” terangnya, Jumat (23/8/2019).

Bahkan selama masa periode 2014-2019 tidak ada satu pun anggota dewan yang mendapat Pergantian Antar Waktu (PAW), oleh partainya masing-masing. “Walaupun ada sedikit kasus (hukum),” terangnya

Masduki mengungkapkan, salah satu peninggalan anggota DPRD saat ini yang nampak adalah pembangunan gedung baru. Gedung DPRD yang letaknya di belakang gedung lama tersebut diresmikan, Selasa, (21/5/2019). “Paling tidak kami punya peninggalan gedung baru,” ujarnya.

Menurut pria yang juga politisi PKB ini, selama lima tahun legislator di Jalan Yos Sudarso memasang target 22 Raperda dan sebanyak 17 Raperda yang sudah diselesaikan. Dari jumlah Raperda yang telah diselesaikan ada 6 Raperda inisiatif dari DPRD Sirabaya. “salah satu yang belum selesai adalah Raperda Perlindungan Tenaga Kerja Lokal,” sebutnya

Hal yang sangat penting dalam pesan terakhir Masduki adalah anggota dewan yang baru tidak terjerat hukum. Caranya, mentaati aturan yang berlaku. Ia bertutur bahwa semua aturan yang bersangkutan dengan tugas dan fungsi kalangan dewan sudah jelas. “Kita ikuti aturan, semuanya sudah jelas,” paparnya

Ia mengaku, selama ini sudah ada sosialisasi dari lembaga terkait, seperti KPK, BPK, kepolisian dan lainnya kepada para anggota dewan yang berhubungan dengan tugas dewan. “Bentuknya bimtek (bimbingan teknis),” tuturnya

Masduki berharap kalangan dewan yang baru agar menjaga kekompakan. Jika tidak. Ia khawatir ke depannya akan mengganggu kinerja para legislator. Meski ai mengakui, menyatukan 50 anggota dewan tidaklah mudah.

“Menyatukan 50 orang dengan pendidikan berbeda, partai berbeda dan posisi berbeda sulit. Kalau gak mumpuni leadershipnya bisa sulit,” pungkasnya.