RAJAWARTA: Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya sekaligus Wakil Ketua DPD Granat Jawa Timur, Imam Syafi’i, mengkritisi rendahnya alokasi anggaran yang disiapkan Pemerintah Kota Surabaya untuk program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Ia menilai, meski regulasi telah tersedia, implementasi di lapangan belum menunjukkan keseriusan nyata.
“Surabaya sudah memiliki Perda Nomor 8 Tahun 2024 dan Perwali Nomor 1 Tahun 2025. Tapi anehnya, anggaran untuk P4GN masih minim. Selama ini program Pemkot sebatas kampanye kecil-kecilan, padahal masalah narkoba di kota ini sudah sangat mengkhawatirkan,” ujar Imam, Minggu (28/9/2025).
Imam menyebut ada 24 kelurahan di Surabaya yang kini dikategorikan sebagai zona merah peredaran narkoba. Dengan kondisi tersebut, ia mempertanyakan efektivitas intervensi Pemkot yang hanya didukung oleh anggaran terbatas.
“Jangan sampai kita kecolongan. Kalau dibiarkan tanpa intervensi nyata, kita berisiko kehilangan satu generasi—lost generation,” tegasnya.
Politisi yang juga aktif dalam gerakan anti-narkoba ini turut menyoroti lemahnya pengawasan terhadap tempat hiburan malam. Ia menyatakan bahwa selama ini penertiban hanya dilakukan sebatas aturan operasional, tanpa menggali lebih dalam potensi peredaran narkoba di dalamnya.
Menanggapi hal ini, Kepala BNN Kota Surabaya, Kombes Pol Heru Prasetyo, menyatakan bahwa penanganan narkoba tidak bisa dibebankan hanya kepada satu lembaga. Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan.
“Soal besar kecilnya anggaran itu relatif. Yang utama adalah bagaimana anggaran itu digunakan secara tepat dan berdampak. Kalau memang Pemkot mau menambah, pastikan tidak hanya untuk kegiatan seremonial, tapi benar-benar menyentuh akar persoalan,” jelas Heru.
Ia mengusulkan agar anggaran lebih diarahkan pada program rehabilitasi, mengingat banyak penyalahguna narkoba tidak mampu menyelesaikan program rehabilitasi karena kendala finansial.
Lebih lanjut, Heru mendorong pelibatan masyarakat dalam upaya preventif, termasuk mengoptimalkan peran kader Surabaya Hebat dan penggerak di Kampung Pancasila sebagai agen penyuluhan anti-narkoba di lingkungan masing-masing.
“Permasalahan narkoba ini bukan semata soal penindakan. Yang lebih penting adalah memperkuat ketahanan keluarga, pembinaan remaja, dan edukasi sejak dini. Semua elemen harus bergerak bersama,” pungkasnya.













