Komisi B Tinjau RPU Jeruk, Tegaskan Pemotongan Unggas Harus Higienis dan Terstandar

Ketua Komisi B, Muhammad Faridz Afif (batik) bersama Direktur Utama PD RPH Surabaya, Fajar Isnugroho (putih).

SURABAYA – Komisi B DPRD Kota Surabaya melakukan peninjauan ke lokasi Rumah Potong Unggas (RPU) yang dikelola oleh Rumah Potong Hewan (RPH).

Anggota DPRD Kota Surabaya yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, Muhammad Faridz Afif ini hadir pada pukul 10.15 WIB dan langsung meninjau fasilitas serta proses pemotongan unggas yang berlokasi di kawasan Jeruk, Lakarsantri, Senin (21/4/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Muhammad Faridz Afif mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang memanfaatkan aset milik daerah untuk dikelola menjadi fasilitas pemotongan unggas yang higienis dan terstandar.

Lanjut Afif sapaan akrab dari Muhammad Faridz Afif menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk optimalisasi aset yang tepat dan bermanfaat langsung bagi masyarakat, khususnya dalam penyediaan daging unggas yang sehat dan aman konsumsi.

“Alhamdulillah, kami mengapresiasi Pemkot yang telah menyerahkan fasilitas ini kepada RPH. Ini adalah sebuah terobosan baru untuk menyelesaikan tantangan pemotongan unggas di Surabaya,” ujar Afif.

Meski demikian, Komisi B juga menyoroti sejumlah hal yang perlu mendapatkan perhatian. Di antaranya adalah perbaikan fasilitas fisik, peningkatan kebersihan lingkungan rumah potong, serta penambahan kapasitas penyimpanan agar proses distribusi dapat berjalan lebih optimal.

“Kami melihat kondisi alat-alatnya masih belum optimal. Beberapa peralatan terlihat sudah tua dan kurang layak pakai, bahkan sekitar 40 persen dari alat yang ada perlu diganti dengan bahan stainless agar higienitasnya terjamin. Ini penting karena produk yang dihasilkan akan dikonsumsi masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PD RPH Surabaya, Fajar Isnugroho, menjelaskan bahwa RPU Jeruk Lakarsantri merupakan fasilitas pemotongan unggas pertama di Surabaya yang dibangun secara representatif dan higienis oleh Pemkot.

“Secara fisik bangunan sudah selesai dan kuncinya sudah diserahkan kepada kami. Tapi kami masih perlu memastikan seluruh sarana pendukung seperti air bersih, listrik, dan jalur distribusi berjalan lancar sebelum mulai beroperasi,” kata Fajar.

Ia menyebutkan bahwa saat ini kapasitas pemotongan RPU mencapai 5.000 ekor per hari, meskipun target awal sebenarnya mencapai 10.000 ekor. Beberapa alat penting seperti conveyor dan blasting masih dalam tahap pengadaan dan belum sepenuhnya tersedia.

Fajar juga menekankan perlunya dukungan dari Pemkot dan DPRD dalam membentuk aturan yang mewajibkan pemotongan unggas dilakukan di tempat yang memenuhi standar.

“Harapannya, seluruh ayam yang masuk ke Surabaya sudah dipotong di RPU ini. Tidak ada lagi pemotongan di pasar-pasar yang tidak terstandarisasi. Kami juga akan mengurus sertifikasi halal dan NKV untuk menjamin kualitas,” ujarnya.