Fraksi PKS DPRD Yos Sudarso Mengaku Layak Dapat Kursi Pimpinan

RAJAWARTA : Disela pembahasan Tata Tertib (Tatib) DPRD Yos Sudarso, Surabaya ada kabar 8 fraksi yang sudah terbentuk dan disahkan di Sidang Paripurna beberapa waktu mulai kasak-kusuk  mengincar unsur pimpinan Dewan Yos Sudarso.

Prasyarat untuk mendapatkan pimpinan di Dewan salah satunya adalah perolehan suara di Pileg 17 April 2019 lalu. Untuk itu, Fraksi PKS ‘merasa’ layak untuk menduduki salah satu unsur pimpinan.

Kepada pewarta yang berhasil menemuinya di pintu masuk Gedung DPRD Yos Sudarso, Reni Astuti politisi PKS yang kembali menjadi legislator periode 2019-2024 mengatakan, PKS punya peluang untuk mendapatkan kursi Wakil Ketua. Dasarnya tutur Reni, urutan perolehan Kursi di Pileg.

Kebetulan jelasnya, pimpinan partai memberi mandat Reni untuk menduduki kursi pimpinan. “Saya telah ditugasi oleh partai untuk menjadi unsur pimpinan dewan. Apakah itu saya atau yang lain di alat kelengkapan dewan. Orientasi kita tidak ke jabatan tetapi ke layanan, agar bisa menjadi lebih baik dan tentu selamat,” terangnya.

Terkait dengan kelengkapan dewan, Reni menerangkan jika idealnya semua fraksi yang ada di unsur pimpinan dewan harus ada juga di unsur alat kelengkapan. oleh karenanya berharap agar soal pembagian porsi untuk alat kelengkapan dewan (AKD) ini bisa proporsional, sesuai perolehan kursi masing-masing fraksi.

“Tapi saya tidak mengatakan harus ketua komisi, karena PKS juga harus tau diri dan mengukur karena secara perolehan kursi di urutan ke empat, setelah PDIP, PKB, Gerindra,” jelasnya.

Reni mengaku tidak akan memaksakan. “Tergantung kesepakatan nanti seperti apa. Kalau PDIP akan mengambil porsi seperti periode sebelumnya, itu saya rasa ya wajar-wajar saja, karena beda jumlah kursi memang cukup jauh,” tambahnya.

Dia mengabarkan jika saat ini fraksinya sedang melakukan komunikasi dengan yang lain, utamanya yang masuk unsur pimpinan dewan yakni PDIP, PKB, Gerindra, tapi juga dengan Golkar dan DemokratNasdem

Reni mengatakan jika Fraksi PKS menghargai semua proses komunikasi yang sedang berjalan, karena hal ini menjadi tahapan yang cukup penting sebelum penetapan di paripurna.

“Kita butuh ritme kerja yang lebih kondusif, penuh dengan kebersamaan, saling suport dan menjaga dalam menjalankan rule dan UU, tanpa menghilangkan ke khasan masing masing fraksi dalam melayani masyarakat. Harapan saya, dewan semakin kuat agar kinerja kerakyatan semakin mendekati ekpetasi masyarakat,” tuturnya.

Reni berpendapat bahwa tantangan ke depan bagi anggota dewan yang baru, diantaranya soal kinerja legislasi dan kehadiran anggota dewan di tengah masyarakat, juga di rapat-rapat komisi dan paripurna.

“Juga tantangan anggota dewan yang bersih dari kasus korupsi, sehingga nantinya tidak ada problem hukum ketika usai,” pungkasnya. (spn)