FPSI : Jangan Mempertaruhkan Keselamatan Anak

RAJAWARTA : Rencana pembukaan kembali sekolah di Kota Surabaya mulai jenjang SMP mendapat penolakan dari berbagai pihak termasuk Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya.

“Batalkan saja rencana tersebut, Surabaya belum siap untuk membuka kembali sekolah” ujar Ketua Fraksi PSI William Wirakusuma.

William melanjutkan bahwa dalam mengambil sebuah kebijakan sebaiknya berdasarkan beberapa pertimbangan ilmiah tidak hanya data tingkat kesembuhan, tapi juga pertimbangan lainnya, misalnya index persepsi resiko masyarakat, apalagi ini menyangkut keselamatan anak-anak.

Berdasarkan hasil Survei yang dilakukan oleh Laporcovid19.org bekerja sama dengan Nanyang Technology (NTU) posisi sampai dua minggu lalu nilai indeks persepsi resiko Surabaya masih di angka 3,42. Idealnya indeks persepsi risiko di suatu daerah atau wilayah harus mencapai di atas 4,00 untuk bisa melakukan pelonggaran sosial.

Atas pertimbangan inilah Ketua Fraksi PSI menilai Surabaya masih jauh dari siap untuk melakukan pelonggaran beberapa sektor publik yang rentan penularan termasuk sekolah.

“Tingkat kesembuhan memang bertambah, namun awareness tentang resiko atau bahaya virus corona masih kurang. Jangan mempertaruhkan keselamatan anak-anak” tegas William

William menambahkan bahwa negara sekelas Korea Selatan bahkan menutup kembali sekolah-sekolah yang sempat dibuka. Menurutnya, Korea Selatan adalah negara yang sangat baik dalam penanganan wabah corona, Kota Seoul jika dibandingkan dengan kota Surabaya pelaksanaan test PCRnya sangat banyak serta pengawasan protokol kesehatan dilakukan dengan sangat ketat.

“Jangan sampai membuat klaster baru dengan pembukaan sekolah-sekolah, jangan membahayakan anak-anak” ujar Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya tersebut melalui keterangan tertulisnya, Selasa (04/08)

Sementara itu Tjutjuk Supariono anggota Fraksi PSI yang duduk di komisi D mengatakan bahwa keberatan fraksi sudah disampaikan dalam rapat komisi D.
“Kami sudah minta untuk dibatalkan dan sekolah baru boleh dibuka di bulan Desember”, lanjut Tjutjuk.

Senada dengan kedua rekannya, Josiah Michael, anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya mengatakan “pengawasan pelanggaran protokol kesehatan di lingkungan saja minim, kok mau buka sekolah?”.

“Lebih baik adakan kerjasama dengan PT Telkom dengan jaringan wifi.id nya yang sudah menjangkau seluruh wilayah Surabaya kemudian memberikan akses internet gratis kepada keluarga yang merasa berat dengan biaya kebutuhan kuota untuk sekolah daring.” Ujar Josiah.

Josiah juga menyampaikan bahwa banyak sekali keberatan yang disampaikan oleh warga atas rencana pembukaan kembali sekolah mulai jenjang SMP. “Untuk anak kok coba-coba” pungkas Josiah.