F-PSI DPRD Surabaya Fokus Memperjuangkan Masalah Transportasi dan Pendidikan

RAJAWARTA : Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Surabaya pada periode 2019-2024 akan fokus memperjuangkan Masalah Transportasi dan Pendidikan. Di kedua bidang tersebut dinilai masih banyak yang perlu dibenahi.

“Selama lima tahun ke depan akan memperjuangkan Pendidikan dan Transportasi umum,” jelas William Wirakusuma, Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya di ruqng kerjanya, (26/8/2019).

William menjelaskan, untuk transportasi umum masih banyak yang perlu dibenahi, misalnya masalah kemacetan di Surabaya yang sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi warg Surabaya. “Wah, masih banyak mas. Macetnya juga masih lumayan, terus transportasi umum masih menggunakan (membayar) pakai botol. Masyarakat masih susah untuk akses naiknya,” tuturnya.

Dalam keterangannya, William mengungkapkan selain membenahi kemacetan, masalah kemudahan masyarakat dalam mengakses ke transportasi umum. Misalnya, untuk mengakses bus harus membawa botol, kemudian masalah kepastian waktunya. “Tapi kita bakal ada ide-ide untuk bekerjasama dengan Dishub untuk solusi transportasi,” ucapnya.

Dia menggambarkan untuk mengatasi akses masyarakat ke transportasi karena pakai botol. PSI membocorkan solusinya dengan mengganti ‘pembayaran’ pakai botol dengan ticketing. “Yang paling simpel kita bisa makai e-money,” jelasnya.

Nah persoalannya ungkap Willilam, saat ini Pemkot Surabaya tidak bisa narik retribusi. “Salah satu kesulitan Pemkot kan itu, karena platnya merah kan tidak bisa narik retribusi makanya pakai botol untuk ngurangi sampah juga,” ulasnya.

Oleh karena itu salah satu Ide PSI adalah Pemkot Surabaya harus membentuk BUMD khusus transportasi. Dengan begitu, maka para pengguna transportasi umum bisa membayar harian, mingguan, bulanan, seterusnya. “Ya, plat merah diganti plat kuning,” cetusnya.

Dia menuturkan, kalau transportasi Surabaya masih seperti sekarang maka transportasi umum di Surabaya tidak akan mengalami kemajuan seperti di Luar Negeri. “Karena kalau nggak transportasi umum jadi seperti ini tok,” cetusnya.

Kalau sudah BUMD, maka sistem pembayaran transpormasi umum di Surabaya bisa memakai banyak cara yang sangat mudah dan canggih. “Bisa pakai Tapping, kedua tiket langganan, atau abonemen,” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan bidang pendidikan? Pandangan William fokus pada zonasi. Menurutnya yang harus dibenahi adalah masalah kualitas sekolah. “Tapi kalau kita lihat sekilas, kualitas pendidikannya tidak sama antara sekolah satu dengan sekolah yang lain tidak sama. Jadi orang mau memilih sekolah yang favorit saja. Kalau kualitasnya ndak sama kan repot,” tukasnya.