Dishub Surabaya Luncurkan Aplikasi “Transportasiku”

RAJAWARTA : Untuk memudahkan masyarakat mengetahui arus lintas, dan apa yang terjadi di Jalan, Dishub Kota Surabaya membuat aplikasi yang diberi nama “Transportasiku”. Transpotasiku akan memberitahu masyarakat terkait dengan banyak hal yang terkait dengan transportasi di Kota Surabaya.

Kepada pewarta, Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyudrajat menjelaskan, sebelum membuat aplikasi Transportasiku, sebenarnya ada beberapa aplikasi yang dibuat Dishub Surabaya. Berbagai platform itu diantaranya Gobis untuk Suroboyo Bus, Go Parkir untuk mengetahui slot parkir dan data-data parkir, e- Dishub dan berbagai aplikasi lainnya.    

“Beberapa Aplikasi ini mungkin terlalu banyak ya, maka kita kembangkan “Transportasiku” ini untuk semua. For all. Satu aplikasi untuk semua. Baik untuk kendaraan pribadi dan angkutan umum serta arus lalu lintas di Kota Surabaya,” kata Irvan di Park And Ride Mayjen Sungkono, Jumat (14/6/2019).

Dengan aplikasi yang baru ini tutur Irvan, Masyarakat bisa memperoleh informasi tentang Suroboyo Bus terdekat, Halte, Slot Lokasi Parkir, Jalur Sepeda, serta masyarakat bisa melihat CCTV secara langsung dengan menampilkan kondisi terkini.

“Aplikasi ini sudah bisa didownload di playstore, karena sudah kami launching pada Hari Jadi Kota Surabaya ke-726 pada 31 Mei 2019,” ujarnya.

Menurut Irvan, meski kehadiran aplikasi Transportasi ini masih dalam tahap percobaan namun banyak mendapat apresiasi dari masyarakat. “Satu minggu lalu, yang mendownload aplikasi ini sudah 500 pengguna, kami optimis akan terus bertambah setelah gencar disosialisasikan,” kata dia.

Ia juga memastikan bahwa dalam satu atau dua bulan ke depan, pihaknya akan mengembangkan notifikasi atau semacam peringatan ketika ada jalan yang ditutup, jalan macet, dan ada kegiatan yang menutup jalan atau menghambat jalan.

Aplikasi Transportasiku ini nantinya akan langsung terkoneksi dengan handphone masyarakat dan bisa memberitahu lokasi-lokasi kemacetan. Sehingga apabila sudah mengetahui ada kemacetan, maka masyarakat bisa mengambil jalur lain untuk bepergian ke tujuan mereka masing-masing. “Ini yang paling penting, karena masyarakat butuh informasi itu tentang kawasan-kawasan atau jalur yang macet,” pungkasnya. (hms/ds)