Direktur Masjid Joglo Mendukung Sistem Zonasi

RAJAWARTA : Pro kontra Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tahun ajaran 2019/2020 berkaitan tentang sistem zonasi sepatutnya direspon secara positif. Pengelola Masjid Joglo Roudlotul Muttaqin, Sidoarjo mendukung kebijakan baru pemerintah dalam menerapkan sistem zonasi.

Direktur Masjid Joglo Roudlotul Muttaqin, Sidoarjo, M Khoirul Rijal mengatakan, dengan adanya sistem zonasi, siswa atau peserta didik setiap harinya memiliki kesempatan pulang lebih cepat, sehingga waktu sosialisasi dengan keluarga dan lingkungan masyarakat lebih leluasa. Hal itu sangat berbeda jika mereka harus bersekolah yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya.

“Karena setiap hari mereka pulangnya lebih cepat, tentunya kesempatan memanfaatkan waktu untuk sholat jamaah disaat waktu Ashar, Maghrib dan Isyak dengan keluarga serta masyarakat disekitar rumahnya semakin besar. Dan itu pendidikan yang terbaik dari keluarga dan lingkungannya,” terangnya.

Manfaat positif lainnya, siswa didik juga memiliki kesempatan untuk menambah pengetahuan agama dengan memanfaatkan waktunya untuk mengikuti pendidikan informal, seperti bergabung dengan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) atau Madrasah Diniyah (Madin) yang ada disekitar rumahnya.

Pendidikan keagamaan juga tidak kalah penting dengan pendidikan formal, karena tantangan orang tua saat ini semakin komplek. “Orangtua jangan hanya beranggapan cukup mensekolahkan anak dilembaga formal, namun mendidik akhlak anak adalah tanggung penuh orang tua. Soal akhlak jangan cukup hanya dilimpahkan ke guru di sekolah,” jelasnya.

Penerapan sistem zonasi seharusnya juga menjadi peluang oleh semua pengelola masjid di Indonesia. Keberadaan masjid juga harus bebenah menjadi masjid yang ramah anak. Pengelola masjid harusnya mulai berfikir manfaatkan lingkungan sekitar masjid menjadi arena bermain anak-anak, sehingga anak terbiasa berada dilingkungan masjid. “Pendidikan sejak usia dini ini sangat penting, sehingga fungsi masjid bukan hanya sebagai sarana aktifitas keagamaan namun juga memiliki fungsi pendidikan,” katanya.

Rijal mencontohkan, di Masjid Joglo kami menyiapkan halaman depan masjid sebagai lapangan sepak bola, sehingga sehabis Sholat Ashar dan malam sehabis Sholat Isyak mereka ramai-ramai bermain bola. “Saat ini kami juga merintis pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) serta Taman Santri untuk arena bermain dan belajar bagi anak-anak. Mudah-mudahan pembangunannya segera cepat selesai,” harapnya.