Diendorse Gubernur or Walikota Belum Tentu Menang di Pilwali Surabaya

RAJAWARTA : Pilwali kota surabaya tinggal menghitumg hari,  namun masyarakat surabaya terlihat adem ayem dalam menyikapinya.Banyaknya baleho yang sudah mulai dipasang di berbagai sudut kota, tak bergeming bagi publik surabaya.

Di sisi lain, hampir sebagaian masyarakat kota surabaya lebih asyik dan menikmati rutinitas dari aktivitas nya. Munculnya para bacalon( bakal calon) walikota justru lebih di ramaikan dari lembaga survei yang tentunya hasil tingkat popularitas dan elektabilitasnya ditentukan oleh lembaga itu sendiri dengan model metodologi yg dijalankan.

Kalau kita membaca di media cetak,elektronika, medsos, berdasarkan dari lembaga survei telah muncul beberapa nama yang menduduki peringkat 1 sampai dengan peringkat 4, yang dalam kalkulasi politik bisa menjadi bacalon dari partai pengusung.

Disisi lain, tidak dapat di pungkiri bahwa secara politis  keberadaan walikota surabaya dan gubernur jatim mempunyai posisi strategis dalam hajad an politik di surabaya. Artinya, bahwa bakal calon yang di endorse oleh walikota maupun gibernur secara politis akan banyak berpengaruh pada suara publik sebagai pemilih.

Pertanyaanya, apakah benar dan ada jaminan atas endorse dari kedua wanita yang sama sama punya tingkat kwalitas baik dalam.politik maupun dalam bidang birokrasiDari pertanyaan tersebut, akan bisa dilakukan beberapa pendekatan dan analisa secara kwalitatif dan kwantitatif atas figur yang di endorse oleh walikota dan gubernur.

Ada yang di lepas bak merpati oleh walikota dari kalangan birokrasi, yang sudah tentu secara kwalitatif dan kwantitatif profil birokrat tersebut sudah ter ukur tingkat tingkat kemampuanya.Begitu juga yang sering kita baca di berbagai media,  gubernur melepas merpati dari bekas juru bicaranya, dan sudah tentu ter ulur pula dari sisi kwalitatif dan kwantitatifnya.

Namun demikian ada satu hal yang perlu di ketahui oleh bacalon walikota surabaya, bahwa bagi siapapun bacalon nya, harus dapat melakukan pemetaan terhadap problematika sosial bagi masyarakat kota surabaya yang masih bel tersentuh dan masih membutuhkan berbagai perhatian dan penyelesaianya.

Jikalau kita melihat tingkat cemerlangnya kota surabaya dari berbagai prestasi yang sudah diperoleh dan sangat membanggakan bagi masyarakat kota surabaya, telah tercipta publik opini dan govermen opini bahwa surabaya maju dan berhasil secara pesat karena dipimpin oleh birokrat.

Namun demikian problematika sosial masyarakat surabaya yang masih dan sedang dibutuhkan dalam sikap dan tindakan bagi bacalon yakni. Problematika surat ijo, problematika kawasan pantai timur kota surabaya dan problematika sosial adanya perubahan peruntukan dari kawasan pemukiman menjadi kawasan perdagangan Jasa. 

Kejelian dan keahlian bagi bacalon yang bisa melakukan pemetaan dalam memberikan solusi dan bukan hanya mempolitisasi problematika yang teridentifikasi tersebut, di yakini akan memberikan semangat dan keberpihakan bagi pemilih kota surabaya.

Pada simpulan, bahwa bacalon yang di endorse oleh walikota maupun gubernur belum tentu akan mendapat simpati dan keberpihakan dari pemilih surabaya, tanpa harus tau sebagaian.problematila sosial bagi publik surabaya.  Hal ini dikarenakan pemilih yang menempati surat ijo sangat signifikan jumlahnya dari total jumlah pemilih surabaya. 

Namun demikian problematika ini hanya muncul pada saat ada event politik, seperti Pileg, Pilkada. Artinya bahwa warga masyarakat penghuni surat ijo seakan hanya menjadi obyek dalam event gebyar politik.

Maka dengan ini, CALON WALIKOTA harus mempunyai konsep yang bersifat solutif tetapi bulan sekedar politis saja.Berikutnya adanya problematika penetapan kawasan pamur baya, yang hingga saat ini terselesaikan tergadap pengadaan tanah nya. 

Bagi masyarakat yang terkena dampak penetapan pamurbaya merasa adanya hak atas tanahnya terhalangi dengan penetapan tersebut. Padahal sebuah penataan atas pemanfaatan ruang adalah hak dari Negara dalam hal ini representasi kota surabaya.

Namun demikian jikalau akan melakukan penataan dan pemanfaatan ruang dan  kawasan hampir dipastikan ber interaksi dengan hak atas tanah, dan saat itulah subyek hak yang secara keperdataan perlu mendapatkan perhatian. 

Hal ini dikarenakan hak keperdataan yang melejat setiap subyek hukum adalah hak konstitusional yang harus dilindungi oleh siapapun dan dari tindakan siapapun.

Jikalau melihat problematika sosial ini, bahwa pengadaan tanah untuk kawasan pamur baya masih terkendala pengadaan tanah.Bagi calon walikota, konsep apa yang akan menjadi solusi dan akselerasi terhadap kawasan pamurbaya.Berikutnya adanya problematika sosial atas terjadinya perubahan penataan ruang.

Ada perubahan kawasab pemukiman menjadi kawasan Perdagangan jasa, jikalau dicermati atas perubahan ini membwrikan efek, dampak terhadap komunitas yang ada dalam kawasan tersebut.

Dengan adanya perubahan penataan dan pemanfaatan ruang secara.otomatis infra struktur dan struktur terlihat memberikan nilai estetika bagi kota. Namun dibalik itu, diprediksi bahwa adanya kawasan PerJas, PBB akan terjadi kenaikan. Dengan adanya kenaikan PBB akankah komunitas yang ada mampu dan juga adakah kontribusi bagi komunitas atas terjadinya perubahan penataan ruang dimaksud.

Ilustrasinya kawasan jemur,.kawasan meer, yang dapat kita lihat indahnya gemerlap pembangunan gedung menambah ke indahan bagi kota surabaya. Disisi lain kemanakah komunitas yang hak atas tanahnya terdampak perubahan tersebut. Apakah bertahan dengan mendapatkan kontribusi atas terbangunya kawasan rersebut atau sebaliknya hak atas tanahnya terjual karena adanya perubahan.

Esensi Penataan Ruang adalah sebuah nilai manfaat yang menguasai hajad hidup orang banyak, oleh karenanya harus dikuasai oleh negara. Dalam hal ini negara punya otoritas mengatur, namun disisi lain hajad hidup orang banyak juga menjadi bagaian kwajiban negara. 

Sudahkah para pemanfaat memberikan kontribusi secara langsung atas manfaat ruang yang dipergunakan, disilah peran negara dalam hal ini calon walikota garus punya konsep sebafai solusi.

Ditulis oleh : DR,SRI SETYADJI,SH,MH. Pemerhati sosial, dosen Untag Surabaya