Belanja Online Lebih Berisiko Dibanding dengan Belanja Manual

tempo

RAJAWARTA : Belanja online memang banyak memberikan kemudahan bagi para calon pembelinya, dengan demikian belanja online dianggap lebih efektif jika dibandingkan dengan belanja manual.

Bagaimana tidak? Dalam belanja online para calon pembeli tidak perlu datang ke mall atau ke pasar-pasar tradisional untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Hanya dengan menggunakan hape dan download aplikasi jual-beli maka calon pembeli sudah bisa memenuhi semua kebutuhannya.

Tapi dibalik kenyamanan yang disuguhkan aplikasi jual-beli online masih ada resiko yang harus ditanggung para pembeli. Misalnya, barang yang diorder tidak sesuai dengan gambar, barangnya rusak, pesan barang A dikirim B, dll. Intinya masih banyak customer yang kecewa dengan layanan yang kurang maksimal yang disajikan para penjual.

Dimas Raka berkisah pengalaman pahitnya kepada media Ini. Dalam kisahnya Raka mengungkap rasa kecewanya ketika membeli sebuah Jaket Hoodie. “Saya pesan warna hitam, tapi yang dikirim warna biru. Terus, ukurannya kecil banget, kecewa banget,” ucap Raka (8/6).

Meski merasa tertipu Raka rupanya belum kapok, buktinya beberapa hari kemudian remaja berusia 21 tahun ini belanja online lagi. Belanja kedua ini benar-benar membuat Raka kecewa. “Saya beli meja TV, yang dikirim meja TV mainan,” ucap Raka bernada kecewa.

“Pemilik aplikasi harus menertibkan para pejual yang tidak sportif menjual dagangannya, dan dipublis siapa saja pedagang yang diteribkan,” pintanya (8/6).

Berbeda Raka, Warsono (45) tahun warga Gadel Surabaya mengaku belum pernah kecewa selama belanja di aplikasi jual-beli. Sebab, menurutnya, dirinya memiliki trik tersendiri agar tidak kecewa seperti Dimas Raka. “Sebelum belanja saya lebih dulu membaca ulasan pembeli. Kalau dalam ulasan itu banyak yang berkomentar negatif maka saya tidak belanja, dan mencari barang lain yang ulasan pembelinya banyak yang positif. Begitulah cara saya belanja online agar tidak kecewa,” ucapnya.

Dengan trik itu tambahnya, sudah hampir 1 tahun ini belanja di aplikasi online belum pernah kecewa. “Paling-paling barangnya lecet, itu bisa saya maklumi. Tapi saya sepakat dengan usulan Mas Raka yang meminta pedagang nakal ditertibkan dan diumumkan,” pungkasnya.

Ricky Maulana senada dengan Dimas Raka. Menurutnya belanja online tidak seperti belanja manual. “Belanja online masih ada resiko yang harus ditanggung pembeli. Misalnya barang yang diorder tidak sesuai, pengiriman tidak tepat waktu. Intinya belanja online harus siap kecewa. Kalau nggak percaya coba aja sendiri,” pungkasnya. (sbr/red/as)