RADJAWARTA : Puluhan ABK Tanjung Datu 301 yang dipimpin Ketua Delegasi Laksma Bakamla Eko Murwanto, S.Sos, berkesempatan untuk menyaksikan demontrasi penanganan polusi air laut oleh Indian Coast Guard di Pangkalan ICG, Port Blair, India, beberapa hari lalu.
Manohar Choudhary selaku trainer ICG menjelaskan bagaimana tahapan penanganan polusi air laut terhadap pencemaran tumpahan minyak. Manohar menjelaskan ada tiga tahapan dalam penanganannya yaitu pengumpulan, penetralan dan oil spill disartion (OSD).
Pada tahapan pengumpulan dibutuhkan alat boom, Offshore boom, mesin air blower untuk off shore boom dan mesin hydraulic power pack. Air laut yang sudah terkontaminasi oleh tumpahan minyak dikumpulkan dengan membuat lingkaran/batasan menggunakan boom dengan panjang disesuaikan area luasan yang terkontaminasi.
Tahapan berikutnya adalah penetralan. Tumpahan minyak yang sudah terkumpul di semprot menggunakan cairan kimia untuk dapat memisahkan antara minyak dengan air.
Kemudian untuk tahapan ketiga adalah oil spill disartion (OSD). Minyak yang sudah terpisah dengan air kemudian dikumpulkan dengan alat mini weir skimmer untuk disedot dengan pipa menggunakan alat pendorong yaitu diesel Drive pump kedalam tangki. Selain menggunakan mini weir skimmer dapat juga menggunakan sea vac heli skimmer. Penggunaan sea vac heli skimmer memiliki tingkat efisiensi 30% daripada mini weir skimmer karena alat ini mampu menyedot minyak 40 ton dalam waktu 1 jam.
Laksma Eko dihadapan seluruh ABK KN Tanjung Datu 301 yang ikut menyaksikan demontrasi mengatakan tugas Coast Guard ternyata tidak hanya melulu urusan keamanan dan keselamatan laut tetapi juga kelestarian lingkungan dan biota laut terhadap pencemaran minyak maupun sampah. “Ini merupakan pengetahuan berharga bagi kita semua sebagai personel Indonesia Coast Guard yang patut kita aplikasikan dalam tugas kita”, katanya.
Autentikasi : Kasubbag Humas Bakamla Letkol Bakamla Mardiono