Langganan Banjir, Warga Perumahan Mengadu Ketua DPRD Surabaya

SURABAYA-Kalangan ibu-ibu dan karang taruna di pemukiman kelurahan Sambikerep menggagas pentingnya pelatihan tentang pengelolaan ekonomi dan desain product.

Itu disampaikan dalam pertemuan dengan Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono, akhir pekan lalu. Pertemuan juga dihadiri Ketua PAC PDI Perjuangan Kec. Sambikerep, Saroni, beserta jajaran.

Temu warga itu berlangsung di balai pertemuan di kawasan Sambirogo, kompleks pemukiman Perhutani, kelurahan Sambikerep.

“Kami mengusulkan kepada Pemerintah Kota Surabaya dan DPRD, untuk dibuat pelatihan bagi ibu-ibu rumah tangga. Contoh, pembuatan kue kering. Itu sangat membantu ibu-ibu untuk pemberdayaan ekonomi keluarga,” kata Winda, salah satu warga.

“Dan juga pelatihan pengelolaan ekonomi rumah tangga, yang kami nilai sangat diperlukan ibu-ibu rumah tangga,” lanjutnya.

Wiwin, salah seorang aktivis karang taruna, mengusulkan pelatihan desain bagi anak-anak muda. “Misal pelatihan desain product, anak-anak muda memerlukan itu. Ini nyambung dengan program pemberdayaan ekonomi,” kata Wiwin.

Adi Sutarwijono merespon positif usulan-usulan itu. Menurutnya, fokus Kota Surabaya saat ini adalah pemulihan ekonomi, setelah pandemi Covid-19 semakin melandai dan terkendali.

“Saya akan jembatani ke Pemkot Surabaya terkait tentang usulan pelatihan itu. Kalau ada potensi-potensi penguatan dan pemberdayaan ekonomi yang bisa dilakukan ibu-ibu rumah tangga, dan anak-anak muda karang taruna, kenapa tidak? Tentu ini prakarsa yang positif dari warga masyarakat,” kata Adi.

Selain, dalam dialog interaktif dengan warga, Adi Sutarwijono juga menerima masukan dan curhat dari warga tentang penanganan banjir.

Saluran air di kompleks itu semakin menyempit, dan debit airnya tinggi jika hujan. “Sehingga pemukiman kami menjadi langganan banjir,” kata Imam Suroso, Ketua RW 7 kelurahan Sambikerep.

“Kami sudah mengajukan plengsengan, tapi belum juga bisa direalisasi,” lanjut Imam.

“Rumah saja kebetulan di bagian bawah, sehingga kalau banjir… wah paling parah,” ujar Sujito. Seorang warga berbisik, kalau terjadi pendangkalan di saluran air. “Sudah sempit, dangkal, sehingga perlu dikeruk,” kata warga itu.

“Yang terpenting, bagaimana Pemkot mengurai banjir yang di setiap hujan. Seperti, saluran air dari berbagai area, tidak masuk semua ke pemukiman kami,” ujar Isdiyanto, seorang warga.

Sejumlah persoalan pemukiman lain, dalam temu warga itu juta diajukan, seperti pemanfaatan lahan fasum-fasos dan pemasangan penerangan jalan umum.

“PDI Perjuangan akan mengawal aspirasi dan kepentingan warga, sehingga bisa segera ditangani Pemkot Surabaya,” kata Adi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.