METRO  

GMNI Surabaya : Anak Muda Harus Difasilitasi Agar Tak Menyimpang dan Bisa Produktif

Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya Refi Achmad Zuhair mengatakan pihaknya siap berkolaborasi membangun Kota Surabaya. Hal itu diungkapkan saat menjadi narasunber dalam Refleksi Akhir Tahun 2022 “Ngobrol Pinter Jogo Suroboyo” yang diadakan Pemuda Pusura bersama Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI), di halaman Kantor Pusura, Jalan Yos Sudarso, Kota Surabaya, Jumat (30/12) malam.

“GMNI, elemen mahasiswa, serta para pemuda, tentu siap sedia berkontribusi untuk jogo Suroboyo. Jangan diartikan Surabaya sedang dalam marabahahaya. Menjaga Surabaya artinya berkolaborasi dengan seluruh stakeholder demi kenyamanan dan keharmonisan Kota Surabaya,” ungkap Refi.

Menurut Refi, berbagai problematika di Surabaya bahkan hingga mengganggu kondusitifas, ditimbulkan dari para pemuda. Namun, hal itu diakibatkan kurangnya pemberdayaan pemuda.

“Banyak permasalahan diluar sana yang menganggu kondusifitas, mungkin bisa jadi kurangnya kehadiran pemkot dalam pemberdayaan pemuda. Sebut saja baru-baru ini adanya gangster, serta problem global yakni radikalisme. Mereka adalah bagian dari kita dan perlu adanya sebuah langkah produktif agar semuanya bisa melibatkan diri,” urainya.

Oleh sebab itu, sebagai salah satu wujud kehadiran Pemkot Surabaya untuk warganya dalam segmentasi pemuda, Refi meminta pemkot menyediakan fasilitas publik. Menurutnya, itu bisa membuaf pemuda menjadi produktif dan tidak berperilaku menyimpang.

“Bahwa anak muda hari ini perlu adanya sebuah public sphere, ruang publik, bagi mereka yang ingin berekspresi, baik secara soft skill ataupun hard skill. Tidak hanya ruang ruang yg perlu dikembangkan dalam bersosial media saja, tapi ruang secara fisik perlu dihadirkan,” katanya.

“Anak muda bukan generasi FOMO yang hanya ikut-ikutan. Tapi kita adalah generasi masa depan yang mengedepankan inovasi dan progresivitas kemajuan,” tandasnys

Turut hadir sebagai narasumber, mantan Pangdam Brawijaya Letjen (Purn) R. Wisnoe Prasetja Boedi,
Ketua Bidang Data, Informasi, dan Litbang Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Surabaya Isa Anshori, Sejarawan Unesa Prof Aminuddin Kasdi, serta Hendro Didit mewakili BIN Daerah Jawa Timur.